Kurangi Rob, Pemkot Semarang Bakal Bangun Sabuk Pantai Senilai Rp 300 Miliar

28 Desember 2022 18:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah wisatawan di Pantai Marina, Semarang, Jawa Tengah. Foto: Afiati Tsalitsati /kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah wisatawan di Pantai Marina, Semarang, Jawa Tengah. Foto: Afiati Tsalitsati /kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berencana membangun sabuk pantai untuk mengurangi rob di kawasan Tambak Lorok dan sekitarnya. Pembangunan itu diperkirakan menelan dana hingga Rp 300 miliar.
ADVERTISEMENT
Plt Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengatakan ground breaking proyek tersebut dimulai Januari 2023. Ditargetkan selesai satu tahun ke depan.
"Sudah ada pemenang lelangnya, sudah ada penjaminnya. Insyaallah Januari besok sudah mulai bisa dibangun. Ini akan mengurangi dampak rob di pesisir," ujar wanita yang akrab disapa Mbak ita itu saat menjadi nasumber FGD Menagih Janji Semarang Semakin Hebat, yang digelar Forwakot di Toko Oen, Rabu (28/12).
Selain pembangunan sabuk pantai, pemkot juga akan melakukan normalisasi di beberapa sungai. Termasuk membenahi sistem drainase dan membangun embung untuk mengurangi dampak banjir.
"Memang ada kendala misalnya di Kali tenggang memerlukan 12 pompa, baru ada 6 pompa, perlu juga normalisasi Kali Tenggang, lalu Kali Sringin ada 5 pompa baru 4 yang berjalan," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, menurutnya, untuk mengurangi banjir di Kota Semarang, butuh dukungan dari semua pihak. Ia meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan lagi.
"Menggugah masyarakat untuk tidak membuang sampah (sembarangan), karena kemarin waktu sidak di rumah-rumah pompa sampahnya banyak sekali. Di gorong-gorong isinya sampah, mau membangun infrastruktur seperti apa kalau pola pikir masyarakat seperti itu ya sulit. PR itu jadi yang paling berat membangun kesadaran masyarakat," tegas Ita.
Sementara itu, Pengamat Pemerintahan Undip Semarang, Teguh Yuwono, menjelaskan masalah banjir memang tidak bisa diselesaikan tanpa peran masyatakat. Masyarakat juga harus bisa berbenah dan mengurangi kebiasan buruk.
"Problem membangun itu bukan hanya di fisik tapi juga perilaku. Itu kenapa negara-negara berkembang selalu ketinggalan dengan negara maju. Di negara maju sungai itu ada di depan kita bukan di belakang kita, sehingga ada betul-betul dijaga," kata Teguh.
ADVERTISEMENT