Kurator soal Pameran Yos Batal: Ada 2 Lukisan yang Tak Sesuai Tema

20 Desember 2024 19:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lukisan Yos Suprapto yang sedianya dipamerkan di Galeri Nasional. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan Yos Suprapto yang sedianya dipamerkan di Galeri Nasional. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Suwarno Wisetrotomo selaku kurator pameran lukisan Yos Suprapto yang ditunjuk Galeri Nasional Indonesia (Galnas) angkat bicara terkait penundaan pameran “Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan” di Galeri Nasional, Jakarta, pada Kamis, (19/12) malam. Suwarno menyebut alasan mundur sebagai kurator pameran tersebut.
ADVERTISEMENT
“Waktu itu dua karya yang saya tengarai sangat mencolok tidak sesuai tema ya saya mengatakan, bagaimana kalau tidak dipasang, “ kata Suwarno saat ditelepon Zamrud Setya Nagara dari Galnas di depan wartawan, Jumat (20/12).
Kurator Suwarno Wisetrotomo Foto: YouTube/Suwarno Wisetrotomo
Suwarno juga membantah bahwa penurunan tersebut berhubungan dengan bentuk lukisan yang dinilai terlalu kontroversial, yaitu kritik sosial dan sosok yang mirip Jokowi.
“Semata-mata bukan soal bentuk lukisannya atau ini seperti apa. Tapi justru konten lukisannya dengan tema,” ucapnya.
Suwarno menegaskan alasan mundurnya sebagai kurator dalam pameran tersebut akibat adanya perbedaan pendapat dengan Yos.
“Ketika itu saya sampaikan dan saya merasa ditampik ide-ide itu, dan pendapat saya juga ditampik, ya tentu saja saya merasa, 'oh saya mengatakan dengan baik-baik dengan Saudara Yos Suprapto. Oh, saya bukan kurator yang cocok dengan pameran ini',” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menteri Kebudayaan Fadli Zon terpisah menuturkan, mundurnya kurator menjadi pemicu batalnya pameran Yos.
Zamrud Setya Nagara menelepon sang kurator Suwarno Wisetrotomo, Jakarta, Jumat (20/12). Foto: Alya Zahra/Kumparan

Pernyataan Yos

Yos sebelumnya menuturkan, dia diminta tak menampilkan 5 dari 30 lukisan bertema kedaulatan/ketahanan pangan.
Lukisan yang mendapat sorotan kurator awalnya hanya Konoha I dan Konoha II. Lukisan Konoha I menggambarkan sosok mirip Raja Jawa, sedang Konoha II menggambarkan orang telanjang dengan memakai mahkota mirip Raja Jawa.
Seniman Yos Suprapto masih menanti pintu tempat pameran untuk dibuka, di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2024). Foto: Alya Zahra/kumparan
Yos mengatakan, dia dan kurator sepakat kedua lukisan ditutup kain hitam.
Tapi kemudian merembet ke 3 lukisan lainnya sehingga ada 5 lukisan yang diminta tak ditampilkan. Yos menolak hal tersebut.
Selain Konoho I dan II, Yos mengatakan, salah satunya menggambarkan sosok petani yang memakai caping.
Lukisan Yos Suprapto yang sedianya dipamerkan di Galeri Nasional. Foto: Dok. Istimewa
Petani tersebut memberikan makan kepada orang berdasi. Namun, masyarakat menafsirkannya beragam, salah satunya sosok itu mirip Jokowi.
ADVERTISEMENT
“Jadi kelima lukisan tadi tergantung siapa yang melihatnya. Orang saya melukiskan petani kok, pakai caping kok. Ada petani memberi makan kepada orang yang berdasi,” kata Yos saat ditemui di Galnas. Yos pergi ke Galnas untuk mengecek nasib lukisannya yang ada di ruang pamer dan tak bisa diaksesnya.
Lukisan Yos Suprapto yang sedianya dipamerkan di Galeri Nasional. Judulnya Konoha I. Foto: Dok. Istimewa
“Multitafsir yang macam-macam. Bahwa itu seperti Jokowi memberi makan kepada Prabowo. Ini kan multitafsir," kata Yos yang sebelumnya juga pernah berpameran di Galeri Nasional ini.
Juga ada lukisan pria bercaping memberi makan anjing. "Orang petani kok, pakai caping. Nah, ini ada caping. Orang pakai caping memberi makan anjing,” imbuh dia.