KY Rekomendasikan 3 Hakim Pembebas Ronald Tannur Dipecat, Sampai Mana Prosesnya?

24 Oktober 2024 13:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tiga Hakim yang vonis bebas Ronald Tannum. Foto: Dok. ANTARA/Nur Aprilliana Br Sitorus/ PN Surabaya
zoom-in-whitePerbesar
Tiga Hakim yang vonis bebas Ronald Tannum. Foto: Dok. ANTARA/Nur Aprilliana Br Sitorus/ PN Surabaya
ADVERTISEMENT
Mahkamah Agung (MA) akan memberhentikan sementara tiga Hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya yang ditangkap Kejaksaan Agung (Kejagung), pada Rabu (23/10) kemarin.
ADVERTISEMENT
Ketiga hakim itu diduga menerima suap dalam menjatuhkan vonis bebas terhadap terdakwa pembunuhan, Ronald Tannur. Tiga hakim itu adalah Hakim Ketua Erintuah Damanik, dengan anggota Heru Hanindyo dan Mangapul.
Keputusan pemberhentian sementara itu diambil setelah adanya kepastian penahanan oleh Kejaksaan Agung kepada ketiga hakim tersebut.
Tiga hakim PN Surabaya yang ditangkap Kejagung mengenakan rompi oranye di Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur. Foto: Dok. Istimewa
Tiga hakim PN Surabaya yang ditangkap Kejagung mengenakan rompi oranye di Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur. Foto: Dok. Istimewa
Sebelumnya, juru bicara KY Mukti Fajar Nur Dewata juga telah menyebut bahwa pihaknya telah menjatuhkan sanksi pemberhentian tetap dengan hak pensiun dan mengusulkan ketiga hakim itu diajukan ke Majelis Kehormatan Hakim (MKH).
Mukti menjelaskan bahwa rekomendasi sanksi itu sudah disampaikan ke MA. Namun, proses sidang etik melalui Majelis Kehormatan Hakim belum dilaksanakan karena usulan tersebut belum mendapatkan tanggapan dari MA.
"Menunggu jadwal MKH," kata Mukti saat dikonfirmasi, Kamis (24/10).
ADVERTISEMENT
MKH adalah forum pembelaan diri bagi hakim yang berdasarkan hasil pemeriksaan dinyatakan terbukti melanggar KEPPH serta diusulkan untuk dijatuhi sanksi berat berupa pemberhentian.
Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung MA, Jakarta Pusat, Kamis (24/10), juru bicara MA, Yanto, menyatakan bahwa saat ini belum ada proses yang berjalan di MKH.
"Sepengetahuan saya, sampai sekarang belum ada agenda tentang MKH, ya. Belum ada," ujar Yanto kepada wartawan, Kamis (24/10).
"Kalau sudah menyangkut perkara, sudah ditetapkan tersangka, ya. Ini MKH [terkait] kode etik, ya. Kalau kasus [tiga hakim yang ditangkap] ini, sudah [di ranah] APH (aparat penegak hukum)," sambungnya.
Yanto juga menyinggung terkait keputusan pemberhentian sementara ketiga Hakim PN Surabaya itu.
"Terhadap tiga orang Hakim Pengadilan Negeri Surabaya, setelah mendapatkan kepastian dilakukan penahanan oleh Kejaksaan Agung, maka secara administrasi Hakim tersebut akan diberhentikan sementara dari jabatannya oleh Presiden atas usul Mahkamah Agung," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Terkait dengan keputusan pemberhentian tidak dengan hormat, Yanto menyebut hal itu akan dilakukan jika nantinya ketiga hakim itu dinyatakan bersalah dan telah berkekuatan hukum tetap.
"Dan apabila di kemudian hari dinyatakan terbukti bersalah melakukan tindak pidana dengan putusan yang berkekuatan hukum tetap, maka ketiga Hakim tersebut akan diusulkan pemberhentian tidak dengan hormat kepada Presiden," jelas dia.

Kasus Suap Tiga Hakim

Perkara ini berawal ketika Hakim PN Surabaya menjatuhkan vonis bebas terhadap Ronald Tannur. Hakim menilai Ronald Tannur tidak terbukti terlibat dalam kematian kekasihnya, Dini Sera.
Ronald Tannur dinilai tak terbukti melakukan penganiayaan yang menyebabkan kematian, maupun kealpaan yang membuat orang mati.
Vonis bebas ini menuai sorotan publik. Sebab, pertimbangan hakim dinilai mengada-ngada.
Komisi Yudisial (KY) kemudian turun tangan melakukan pemeriksaan. Hasilnya, KY menyatakan tiga hakim Pengadilan Negeri Surabaya yang memvonis bebas Ronald Tannur terbukti melanggar etik. Ketiga hakim itu direkomendasikan untuk diberi sanksi berat berupa pemberhentian alias pemecatan.
ADVERTISEMENT
Atas vonis bebas itu, jaksa langsung mengajukan kasasi. Hasilnya, Mahkamah Agung mengabulkan kasasi dengan membatalkan vonis bebas.
Ronald Tannur kemudian dihukum 5 tahun penjara oleh MA. Vonis diketok MA pada Selasa (22/10).
Sehari usai vonis kasasi diputus, Kejagung menangkap 3 hakim yang memvonis bebas Ronald Tannur. Ketiganya diduga menerima suap dari pengacara untuk memberikan vonis bebas.
Para hakim itu ditangkap di kawasan Surabaya, Jawa Timur, sementara sang pengacara diciduk di Jakarta.
Penyidik juga menggeledah sejumlah lokasi dari kediaman masing-masing tersangka dan menyita uang tunai total Rp 20 miliar.
Tak hanya itu, Kejagung juga menangkap satu orang sebagai tersangka pemberi suap. Dia adalah seorang pengacara berinisial LS. Ia diduga merupakan pengacara Ronald Tannur.
ADVERTISEMENT