KyoAni, Studio Animasi Terbaik Jepang yang Jadi Korban Pembakaran

19 Juli 2019 11:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Studio animasi di Kyoto, Jepang dibakar orang tak dikenal, Kamis (18/7). Foto: AFP?JIJI Press
zoom-in-whitePerbesar
Studio animasi di Kyoto, Jepang dibakar orang tak dikenal, Kamis (18/7). Foto: AFP?JIJI Press
ADVERTISEMENT
Pembakaran yang menewaskan 33 orang di sebuah rumah produksi animasi di Jepang memicu duka mendalam. Tidak cuma di Jepang, penggemar anime di seluruh dunia merasakan kesedihan serupa.
ADVERTISEMENT
Dunia turut berduka atas kebakaran studio anime Kyoto Animation Co atau yang dikenal sebagai KyoAni.
Sebuah karangan bunga berada di dekat gedung Animasi Kyoto yang dibakar di Kyoto, Jepang. Foto: AFP/ JAPAN POOL VIA JIJI PRESS
Hingga saat ini, laporan terakhir menyebutkan bahwa korban tewas berjumlah 33 orang. Sementara itu, lebih dari 36 orang terluka dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Salah Satu Studio Anime Populer
Studio KyoAni didirikan pada 1981. Studio ini menghasilkan sejumlah pertunjukan animasi populer, termasuk di antaranya serial anime K-On dan The Melancholy of Haruhi Suzumiya.
Rumah produksi ini juga merilis film animasi berjudul A Silent Voice pada 2016. Film ini bercerita tentang seorang penindas yang mem-bully teman sekelasnya yang memiliki gangguan pendengaran. The Guardian memberikan empat bintang untuk film ini.
Salah satu serial animasi KyoAni berjudul Violet Evergarden, juga dipilih Netflix untuk dipasarkan secara global.
Kondisi gedung Animasi Kyoto yang dibakar di Kyoto, Jepang. Foto: AFP/Buddhika Weerasinghe
Proyek terbaru KyoAni --Free-- animasi yang bercerita tentang tim renang anak laki-laki yang populer di kalangan perempuan, baru akan dirilis menjelang Olimpiade Tokyo 2020.
ADVERTISEMENT
"Salah satu hal utama yang menonjol tentang KyoAni adalah kualitas animasi itu sendiri," kata seorang kritikus anime untuk Anime UK News Ian Wolf, dilansir BBC, Kamis (18/7).
"Studio ini sangat minim memproduksi hal-hal kontroversial, sedikit (animasinya) yang bersifat kekerasan atau berbau seksual, saya tidak dapat membayangkan mengapa ada orang yang ingin menyerangnya," kata Ian.
Selain kualitas kontennya, studio ini juga dihormati banyak orang karena menggaji animator dengan bayaran tetap. Tidak seperti rumah produksi animasi lainnya yang membayar pegawainya per frame.
"Ini salah satu perusahaan animasi terbaik dan terbesar di Jepang," kata komentator film yang berbasis di Tokyo, Yuchi Maeda.
"Dengan hilangnya nyawa, banyak tangan terbaik pembuat animasi di negara ini mati," katanya.
ADVERTISEMENT
Duka di Twitter lewat hashtag #KyoAniStrong
Para penggemar banyak memposting pesan belasungkawa dan dukungan lewat media sosial, salah satunya twitter.
Lewat hashtag #KyoAniStrong, mereka menulis pesan seperti "Terima kasih atas setiap kecerahan dan warna-warna yang anda buat. Beristirahatlah dengan tenang untuk yang telah pergi dan tetap kuat untuk yang masih hidup. Semua penggemar anime berdoa untuk kalian sekarang."
Banyak dari mereka yang juga berbagi scene anime favorit mereka. Bagaimana kehidupan mereka dibentuk oleh anime itu selama bertahun-tahun.
Para penggemar juga menyesalkan kemungkinan ribuan file animasi yang ikut terbakar dalam kebakaran.
"Ribuan gambar, komputer dengan file animasi penting. Apa pun yang mereka miliki saat ini dalam pipa (rol film-red) mungkin hampir atau benar-benar hancur," tulis seorang pengguna akun Reddit.
ADVERTISEMENT
Donasi untuk KyoAni
Komunitas anime di seluruh dunia juga mengumpulkan donasi lewat kampanye di GoFundMe untuk studio KyoAni.
Penggalangan donasi ini dimulai pertama kali oleh Sentai Filmworks, distributor karya budaya Jepang berbasis di AS.
"Perusahaan ini menghasilkan begitu banyak anime yang membantu membentuk saya menjadi siapa saya. Sebagian besar dari itu adalah mahakarya absolut," kata salah satu penyumbang, Darrian Harrison.
"Karya-karya KyoAni telah menjadi bagian dari masa kecilku," kata penyumbang lainnya, LC Mendoza.
Dalam dua jam, mereka berhasil mengumpulkan hampir USD 100.000. Kemudian naik menjadi lebih dari USD 200.000 atau sekitar Rp 2,7 miliar pada pukul 19.00 waktu Tokyo.