Lagi-lagi Menteri Israel Terobos Kompleks Masjid Al-Aqsa, Upaya Provokasi

28 Juli 2023 10:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang Israel garis keras di bawah perlindungan ketat polisi Israel memasuki pelataran Masjid Al-Aqsa, Kamis (27/7/2023). Foto: Ammar Awad/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang Israel garis keras di bawah perlindungan ketat polisi Israel memasuki pelataran Masjid Al-Aqsa, Kamis (27/7/2023). Foto: Ammar Awad/Reuters
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir bersama kelompok ultranasionalis Israel melakukan provokasi dengan memasuki pelataran Kompleks Masjid Al-Aqsa pada Kamis (27/7) pagi waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Penerobosan yang dilakukan Ben Gvir dkk di bawah perlindungan ketat polisi Israel ini mendapat kutukan dari berbagai pihak.
Kutukan antara lain datang dari Arab Saudi seperti dikutip dari Saudi Gazette, Jumat (28/7).
Orang-orang Yahudi menerobos halaman Masjid Al-Aqsa, Kamis. Foto: Ammar Awad/Reuters
Arab Saudi lewat Kemlu menyatakan bahwa praktik sistematis ini, yang memprovokasi perasaan umat Islam di seluruh dunia, merupakan pelanggaran mencolok terhadap semua norma dan perjanjian internasional.
Arab Saudi menegaskan pihak pendudukan Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas akibat dari pelanggaran yang terus berlanjut tersebut.
Arab Saudi juga mengulangi seruannya pada komunitas internasional untuk memikul tanggung jawabnya untuk mengakhiri eskalasi Israel, memberikan perlindungan yang diperlukan bagi warga sipil dan melakukan semua upaya untuk mengakhiri konflik.
Mengutip Middle East Eye, Masjid Al-Aqsa yang membentang seluas 14 hektar, termasuk Dome of The Rock (Kubah Batu) yang terkenal dengan kubah warna emas dan Masjid Al-Qibli yang berkubah perak, adalah situs umat Islam. Umat non-Muslim dilarang memasukinya untuk melakukan ritual dll berdasar perjanjian internasional.
ADVERTISEMENT
Pada sisi lain, bukit tempat masjid itu berada diklaim umat Yahudi sebagai Temple Mount dan mereka meyakini di situ dua kuil Yahudi kuno pernah berdiri.
"[Ini adalah] tempat paling penting bagi orang Israel," kata Ben Gvir kepada kamera selama infiltrasi.
"Kita harus kembali dan menunjukkan pemerintahan kami," imbuhnya.

Provokasi terhadap Umat Islam

Kedatangan ilegal Ben Gvir dkk dikutuk oleh Sheikh Ekrima Sabri, mantan Mufti Agung Yerusalem dan seorang pengkhotbah terkemuka.
Dia memperingatkan bahwa penyerbuan tersebut merupakan upaya otoritas Israel untuk lebih mengontrol tempat suci tersebut.
"Apa yang terjadi hari ini adalah intrusi agresif. Kami menganggap ini sebagai provokasi terhadap umat Islam,” kata Sabri kepada Middle East Eye.
Pada bulan Mei, Ben Gvir juga melakukan penerobosan serupa.
ADVERTISEMENT
“Penjajah sedang berusaha memaksakan realitas baru di Al-Aqsa dan pernyataan Ben Gvir adalah buktinya, tapi kami tidak akan menyerahkan hak sah kami,” tambah Sabri.
Orang-orang Yahudi berdoa di luar kompleks Masjid Al-Aqsa yang juga dikenal orang Yahudi sebagai Temple Mount di Kota Tua Yerusalem, Kamis (27/7/2023). Foto: Ammar Awad/Reuters

Yordania Pengelola Sah Masjid Al-Aqsa

Kutukan juga datang dari Yordania yang menurut hukum internasional merupakan pengelola Masjid Al-Aqsa.
Kemlu Yordania memperingatkan dalam sebuah pernyataan tentang konsekuensi serius membiarkan ekstremis Israel menginfiltrasi Masjid Al-Aqsa dan praktik provokatif mereka di bawah perlindungan pasukan Israel.
"Tindakan sepihak Israel yang terus berlanjut dan pelanggaran status quo sejarah dan hukum di Yerusalem dan kesuciannya mengancam untuk memicu lebih banyak kekerasan," ujar Sinan Majali, jubir Kemlu Yordania, dikutip dari Xinhua.
Sinan Majali juga menegaskan kembali bahwa Masjid Al-Aqsa adalah tempat ibadah bagi umat Islam saja dan bahwa Departemen Awqaf Yerusalem dan Urusan Aqsa yang dikelola Yordania memiliki "otoritas eksklusif" untuk mengawasi urusan situs suci dan mengelola siapa pun yang masuk.
ADVERTISEMENT