Lahan Jakarta Terbatas untuk Hunian, Ini Konsep TOD yang Ditawarkan Ridwan Kamil

5 September 2024 19:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ridwan Kamil usai bertemu Jusuf Kalla, Kamis (5/9/2024). Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ridwan Kamil usai bertemu Jusuf Kalla, Kamis (5/9/2024). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta memiliki polemik utama selain polusi dan kemacetan, yakni terbatasnya lahan untuk membangun hunian rumah tinggal.
ADVERTISEMENT
Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil (RK) menjadikan program pengadaan rumah tinggal sebagai program kunciannya. Bagaimana skemanya?
Ridwan Kamil tampaknya bakal melanjutkan konsep pembangunan Transit Oriented Development (TOD) yang dirancang oleh gubernur Jakarta sebelumnya, Anies Baswedan.
“Di tengah kotanya kan nggak ada lahannya, maka harus dicari tadi, (rumah dibangun) di atas stasiun atau di sekitar stasiun yang kita sebut transit oriented development,” kata RK saat ditemui di rumah Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla, di Jakarta Selatan, Kamis (5/9).
Konsep TOD merupakan konsep membangun sebuah area perkotaan yang dirancang untuk mempermudah kegiatan masyarakat di sebuah kota.
Contohnya, membangun perumahan dekat dengan stasiun kereta api dengan tujuan mempermudah mobilisasi dan akses masyarakat terhadap transportasi publik.
ADVERTISEMENT
“Bisa di atas pasar, seperti halnya yang kelas menengah atas juga kan ada di atas mal. Jadi sebenarnya mirip-mirip,” kata RK.
Menurut RK, memperbanyak hunian untuk masyarakat tidak hanya membuat warga menjadi memiliki tempat tinggal, namun mempermudah kehidupan masyarakat seperti mengurangi kemacetan hingga polusi.
RK juga mengatakan, secara estetika tata kota juga bisa mengurangi kekumuhan.
“Bahwa permasalahan utama kekumuhan, permasalahan utama diberi solusi perumahan dengan berbagai inovasinya bisa itu, insyaallah itu menyelesaikan setengah masyarakat,” katanya.
Sebelum lengser, Anies menyusun Rencana perluasan program ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2023-2026.
Di antaranya adalah membuat pemetaan kasar tentang skema pengembangan kawasan dengan pendekatan Transit Oriented Development (TOD) di Jabodetabek yang membutuhkan anggaran hingga Rp 8 triliun.
ADVERTISEMENT