Lampaui New Delhi, Kini New York Jadi Kota dengan Udara Paling Tercemar di Dunia

7 Juni 2023 16:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Times Square di Manhattan diselimuti kabut dan asap akibat kebakaran hutan dari Kanada, di New York, AS, Selasa (6/6/2023).  Foto: Maye-E Wong/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Times Square di Manhattan diselimuti kabut dan asap akibat kebakaran hutan dari Kanada, di New York, AS, Selasa (6/6/2023). Foto: Maye-E Wong/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
New York resmi menjadi kota dengan tingkat udara paling tercemar di dunia, melampaui Kota New Delhi di India. Fenomena langka ini terjadi akibat asap dari kebakaran hutan di Kanada yang berembus hingga ke kota berpenduduk hampir sembilan juta orang tersebut.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari The National, lembaga pengawas kualitas udara yang berbasis di Swiss, IQAir, pada Rabu (7/6) pagi menempatkan tingkat kualitas udara di New York pada peringkat 174 — enam poin lebih tinggi dari pencetak rekor tertinggi dalam daftar yang biasanya ada di India.
Poin antara 151 dan 200 menunjukkan kualitas udara yang tidak sehat untuk dihirup makhluk hidup, sementara poin di atas 200 dikategorikan sebagai ‘sangat tidak sehat’.
Adapun indeks itu mengukur tingkat partikulat halus (PM2.5) — yakni polutan berupa partikel kecil di udara yang mengurangi jarak pandang dan menyebabkan udara tampak berkabut ketika kadarnya meningkat.
Jika terhirup, PM2.5 dapat membahayakan saluran pernapasan dan paru-paru. Pada gilirannya, hal ini dapat memperburuk mereka yang sudah memiliki gangguan pernapasan seperti asma, hingga bahkan menyebabkan keluhan jantung dalam jangka panjang.
Patung Liberty diselimuti kabut dan asap akibat kebakaran hutan dari Kanada, di New York, AS, Selasa (6/6/2023). Foto: Amr Alfiky/REUTERS
Menurut foto-foto yang beredar di media sosial, kabut asap tampak menyelimuti New York sejak kemarin, menyelimuti berbagai landmark ternama seperti Patung Liberty dan berbagai gedung pencakar langit di kota itu.
ADVERTISEMENT
Pasangan asal Distrik Brooklyn, Sal dan Lilly Murphy, kepada Associated Press menyamakan bau asap di New York seperti api unggun. Mereka mengatakan bahwa mereka bahkan dapat mencium bau asap di dalam ruangan, hingga di dalam restoran di Manhattan.
Ketika mereka berjalan keluar dan melihat langit, tampak seperti akan terjadi badai — tetapi tidak hujan. Untuk melindungi diri, mereka pun memakai masker meskipun tidak diwajibkan.
“Agak menakutkan,” ujarnya.
Terkait fenomena ini, Wali Kota New York City Eric Adams pada Selasa (6/6) malam mengeluarkan Peringatan Kesehatan Kualitas Udara lantaran diperkirakan kondisi akan memburuk pada siang hari.
Kota Manhattan terlihat tertutup kabut dan asap akibat kebakaran hutan dari Kanada, di New York, AS, Selasa (6/6/2023). Foto: Amr Alfiky/REUTERS
“Kami mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi kesehatan warga New York hingga kami dapat mengetahui laporan kualitas udara di masa mendatang,” kata Adams.
ADVERTISEMENT
Dia juga mengimbau masyarakat New York untuk membatasi aktivitas di luar semaksimal mungkin.
Kondisi yang terjadi di New York seperti saat ini adalah peristiwa langka. Sebab, dalam Indeks Kualitas Udara Dunia 2022 dari IQAir, Amerika Serikat berada di tingkat ke-99 dari 131 untuk kategori kualitas udara terburuk.
Sehingga, kebakaran hutan di Kanada yang berjarak hampir 1.000 km jauhnya menjadi kontributor terbesar terhadap buruknya kualitas udara di Negeri Paman Sam.