Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Dr KH Marzuki Mustamar, membaiat Ustaz Hanan Attaki sebagai kader NU.
ADVERTISEMENT
Hanan Attaki adalah ustaz asal Aceh berusia 41 tahun yang populer di kalangan anak muda. Saluran YouTubenya diikuti 2,5 juta subscriber dan akun Instagramnya diikuti 9,5 juta akun.
Pembaiatan Hanan Attaki dilakukan dalam acara Halalbihalal 1444 Hijriah Keluarga Besar Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek sekaligus Haul KH Ahmad Noer, KH Mustamar, dan KH Murtadho Amin, di Malang, Kamis (11/5).
Kiai Marzuki secara gamblang membimbing Hanan Attaki menyampaikan baiat NU. Baiat yang dibacakan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang tersebut diikuti Hanan Attaki dengan disaksikan seluruh jemaah yang hadir.
Teks baiat NU oleh KH Marzuki Mustamar kepada Ustaz Hanan Attaki
Bismillahirrahmanirrahim ...
Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar Rasulullah. Radhitu billaha rabbah, wa bil islami dina, wa bi muhammadin nabiyya wa rasula.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
La haula wala quwwata illa billahil aliyyil ‘adzim
Dalam kesempatan ini turut hadir antara lain Rais Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Australia Prof Dr Nadirsyah Hosen, pengasuh Pondok Pesantren Sabilunnajah Bojonegoro KH Anwar Zahid, Wali Kota Malang H Sutiaji, dan undangan lainnya.
Profil Hanan Attaki
Tengku Hanan Attaki, ustaz milenial kelahiran Aceh, resmi jadi kader Nahdlatul Ulama (NU). Pembaiatan Hanan Attaki ini dilakukan saat Halalbihalal 1444 Hijriyah Keluarga Besar Ponpes Sabilurrosyad Gasek sekaligus Haul KH Amad Noer, KH Mustamar, dan KH Murtadho Amin di Malang, Kamis (11/5).
Pria kelahiran 31 Desember 1981 ini merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Sejak kecil, Hanan Attaki dikenal cerdas dan selalu mendapatkan beasiswa sekolah.
ADVERTISEMENT
Hanan Attaki juga sudah dekat dengan Al-Quran sejak kecil. Ia beberapa kali menjuarai lomba seni baca Al-Quran di daerahnya.
Bahkan karena prestasinya ini, usai lulus dari Ponpes Ruhul Islam Banda Aceh, Hanan Attaki mendapatkan beasiswa ke Universitas Al-Azhar, Kairo, di Fakultas Ushuluddin dengan jurusan Tafsir Al-Quran.
Selama kuliah, ada banyak yang dilakukan oleh Hanan Attaki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mulai dari membangun bisnis katering, jualan bakso, hingga menjadi "joki" Hajar Aswad di Arab Saudi saat musim haji tiba.
Di tahun 2004, Hanan akhirnya berhasil menamatkan kuliahnya. Ia tak langsung pulang ke Indonesia dan masih rajin menjadi qari (laki-laki yang mahir dalam seni baca Al-Quran).
Di tahun 2005 ia terpilih menjadi qari terbaik versi Fajar TV, sebuah stasiun televisi di Kairo. Setelah itu, ia rajin mengisi acara tilawah di channel Fajar TV dan Iqro TV.
ADVERTISEMENT
Hanan Attaki lalu pulang ke Indonesia dan sempat tinggal di Bandung bersama istri dan anaknya. Di sana ia mengajar di Sekolah Quran Tafsir (STQ) Habiburrahman dan Jendela Hati, serta menjadi Direktur Rumah Quran Salman di Institut Teknologi Bandung.
Alasan Hanan Attaki Gabung NU
Hanan Attaki menceritakan, keputusannya ini berawal saat ia menjalankan ibadah umrah. Saat itu, ia berdoa agar dipertemukan dengan mursyid atau murobbi yang bisa membimbingnya berdakwah.
"Sepulang umrah saya mudik ke Jawa Timur, ke kampung istri di Tuban. Lalu, istri saya bilang bahwa Kiai Marzuki merupakan gurunya saat belajar di Malang. Kemudian istri saya ajak tabarruk, tanpa berpikir panjang langsung berangkat," ucap Hanan Attaki.
Saat bertemu Kiai Marzuki itu, Hanan Attaki merasa terharu mendengar cara Kiai Marzuki menjelaskan konsep dakwah yang diajarkan ulama Ahlussunnah wal Jamaah selama 100 tahun lebih itu. Setelah itulah, ia memutuskan untuk meminta Kiai Marzuki menjadi gurunya.
ADVERTISEMENT
“Akhirnya, saya minta izin untuk diangkat menjadi murid beliau. Insyaallah, mulai detik ini akan saya syiarkan ajaran Aswaja ala NU kepada muslimin, khususnya anak-anak muda di Indonesia," tutupnya.