Langkah Pemerintah Merespons Kasus Virus Corona di Indonesia
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi mengonfirmasi kasus pertama virus corona atau COVID-19 di Indonesia. Virus itu menjangkiti dua warga Depok, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Kedua pasien itu adalah ibu berinisial MD (64) dan anak perempuannya, NT (31). Penularan virus corona bermula saat NT tertular dari warga negara Jepang saat bertemu di acara malam Valentine, 14 Februari di Paloma Bistro, Menteng, Jakpus.
Masih di hari yang sama, keduanya juga diduga mengunjungi Amigos Bar & Cantina, Kemang, Jaksel.
WN Jepang itu lalu didiagnosis positif virus corona saat berada di Malaysia pada 27 Februari dan merupakan kasus ke-24 di negeri jiran. NT kemudian menulari ibunya. Kini, NT dan MD tengah menjalani pemeriksaan intensif di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso.
Menyikapi kondisi ini, pemerintah pusat dan daerah langsung menyiapkan berbagai langkah penanganan virus corona. Berikut langkah-langkah itu:
ADVERTISEMENT
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy , menyatakan pemerintah pusat segera membentuk crisis center penanganan virus corona.
Ia juga telah meminta pemerintah daerah memperbanyak rumah sakit rujukan. Sehingga jika ada warga yang memiliki gejala mirip dengan penderita corona dapat segera ditindaklanjuti.
"Kita akan segera koordinasikan masing-masing daerah mungkin kita akan perbanyak rumah sakit rujukan di daerah dan tentu saja tidak hanya ditangani pemerintah saja tapi harus melibatkan pihak terkait dan masyarakat luas," kata Muhadjir saat ditemui di Graha BNPB, Jakarta, Senin (2/3).
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, merespons cepat kasus virus corona yang menginfeksi dua warga Depok. Diduga salah satu kasus terjadi di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Anies mengatakan, secara resmi telah membentuk tim tanggap COVID-19. Tim ini dibentuk untuk menangani penyebaran virus corona di Jakarta.
"Jakarta sebagai ibu kota, pusat kegiatan bisnis, ekonomi, memiliki interaksi dengan dunia internasional sangat tinggi. Karena itu kita sejak awal Januari, pertengahan Januari, sudah bahas tentang khawatir munculnya COVID-19, khususnya terkait pemantauan terus menerus dengan jajaran Dinkes," ujar Anies di Balai Kota, Jakarta, Senin (2/3).
Selain itu, Anies juga tak mengeluarkan izin kegiatan berkumpul orang banyak. Kebijakan ini diberlakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona yang semakin meluas.
"Pemprov DKI enggak akan keluarkan perizinan baru untuk kegiatan perkumpulan orang dengan jumlah yang besar. Dan yang sudah terlanjur keluar izinnya akan di-review kembali," ungkap Anies
ADVERTISEMENT
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, juga merespons cepat kasus virus corona yang menginfeksi dua warga Depok. Ia menetapkan Jabar siaga satu.
"Iya, kita sekarang posisinya siaga satu di Jabar," ujar Ridwan Kamil usai menghadiri Rapat Kerja bersama Mendagri di SICC Sentul, Jawa Barat, Senin (2/3).
Ridwan Kamil memastikan RSUP Hasan Sadikin Bandung dan 28 rumah sakit di Jawa Barat siap dijadikan rujukan bagi pemeriksaan virus corona. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk segera melapor bila merasakan gejala virus corona, seperti batuk dan demam.
Ridwan Kamil juga telah menginstruksikan Dinas Tenaga Kerja Jawa Barat untuk memantau keberadaan tenaga kerja China.
"Saya sudah instruksikan dinas tenaga kerja untuk mengecek keberadaan tenaga kerja dari Tiongkok (China) posisinya gimana dan dimana, rajin dikoordinasikan," kata Ridwan.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Depok, Mohammad Idris, mengimbau masyarakat tetap tenang menyikapi dua warga terinfeksi virus corona. Sejauh ini, ia belum perlu meliburkan sekolah menyikapi kasus itu.
"Intinya masyarakat jangan panik lakukan kegiatan kegiatan antisipasi. Seperti cuci tangan itu penting yang lebih penting lagi setop merokok, bener ini bener," ucap Idris dalam jumpa pers di Bali Kota Depok, Senin (2/3).
Namun Idris membuka peluang sekolah diliburkan jika kondisi semakin buruk.
"Kalau memang benar sampai segitu besarnya, kita akan seriuskan. Kita minta bisa saja para pelaku pendidikan anak sekolah untuk diliburkan kalau kondisi seperti itu," ucapnya.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) turut mengantisipasi penyebaran virus corona melalui transportasi darat. Stasiun kereta atau halte bus tidak menutup kemungkinan bakal dipasang thermal scanner seperti di bandara.
ADVERTISEMENT
“Nah (thermal scanner) itu tunggu hasil dari koordinasi. Sangat memungkinkan (dipasang) tapi kita juga berpikir teknisnya seperti apa karena titik-titiknya sangat banyak dan sangat luas,” kata Stafsus Bidang Komunikasi Kemenhub, Adita Irawati, di Kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (2/3).
Kemenhub pun akan mengadakan rapat koordinasi untuk menentukan SOP yang harus dilakukan terkait penanganan penyebaran virus corona melalui transportasi darat.
Tak hanya Pemprov DKI dan Jabar, Pemprov Bali pun turun mengantisipasi penyebaran virus corona. Sebab, Bali merupakan salah satu daerah yang banyak dikunjungi turis asing dan dikhawatirkan memperluas penyebaran virus corona.
"Kalau objek kan bisa ratusan dan ribuan yang enggak tahu juga kondisi mereka. Mungkin diperlukan masker bagi para petugas, penyemprotan disinfektan untuk tamu-tamu yang keluar masuk objek wisata. Itu yang kita imbau," kata Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawat atau Cok Ace, ditemui di kantornya, Senin (2/3).
ADVERTISEMENT
Cok Ace juga mengimbau kepada sejumlah pelaku usaha di objek wisata di Bali. Setiap objek wisata dan turis yang berlalu disemprot disinfektan dan wajib menggunakan masker.