Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Langkah Puluhan Ribu Resi: Patah Tumbuh Bareng JNE dari Era Kaskus sampai IG
28 Juli 2024 10:54 WIB
·
waktu baca 7 menitDiperbarui 9 Agustus 2024 23:17 WIB
ADVERTISEMENT
Tumpukan resi, ribuan bahkan puluhan ribu resi JNE masih disimpan pengusaha UMKM asal Cimahi, Sugih, sampai sekarang. Katanya, resi-resi itu mulai menggunung saat Sugih mulai jualan di Kaskus pada 2009. Jualannya macam-macam, mulai dari kaus, sepatu, sampai jaket. Pernah juga jualan handphone (hp), laptop, dan gadget lain.
ADVERTISEMENT
Awal ide Sugih berjualan muncul dari keinginannya memiliki pendapatan sambil kuliah. Dari sedikit jadi bukit, Sugih memulai usaha dari berjualan barang yang sesuai hobinya dan tren Kaskuser. Barang-barang ini lalu dikirim pakai JNE ke pelanggan.
Flashback ke era di mana Smash dan Cherrybelle meledak itu, ekspedisi memang belum beragam. Biasanya yang ada ya JNE, khas dengan warna merah biru, menjamur di di lokasi-lokasi yang dekat rumah penduduk. Kata Sugih, JNE pilihan terbaik saat itu buat antar barang dagangannya ke berbagai daerah Nusantara.
“Pilihan terbaik pada saat itu ya JNE, agen terdekat dari rumah juga JNE. Saya juga sudah membandingkan dengan ekspedisi lain, JNE emang pilihan terbaik untuk saat ini daripada ekspedisi lainnya,” cerita Sugih.
ADVERTISEMENT
“Jaman dulu kumpulan resi itu bisa buat evidence ke calon pembeli, semakin banyak resi membuat pembeli semakin percaya bahwa kita bener jualan online, bukan penipu. Dan tanpa sengaja makin lama makin banyak aja. Ya, mungkin puluhan ribu ada kalau dikumpulin semua,” kata dia.
Kaskus di 2009 ramai dengan penjual dan reseller, salah satunya Sugih. Dia pun menjajal beli kaus unofficial merch di Kaskus untuk dijual kembali, tapi ternyata kualitasnya bintang satu. Akhirnya dengan semangat membara, Sugih mencoba buka preorder produksi kaus sendiri dengan kualitas lebih baik. Pelan-pelan, Sugih lalu tabung modal buat kembangan ide jualan lain, salah satunya hp. Semua itu dilakukan Sugih sambil kuliah.
“Di 2010 saya mulai coba buat merchandise sepak bola dan menjadi reseller sepatu, karena momentumnya sangat pas. Jual-beli online pada saat itu sedang berkembang, dan fanbase bola pada saat itu sedang ramai-ramainya. Bertahan kurang lebih tiga tahunan sampai 2013 akhir. Karena sudah mulai masuk nyusun skripsi jadi saya lebih memilih fokus di perkuliahan saya,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
“Pertengahan 2014 dunia gadget cukup ramai dengan hadirnya Xiaomi, mulai masuk resmi di Indonesia. Dari situ saya mencoba berjualan. Banyak orang belum terlalu mengerti dengan cara jualannya Xiaomi ini, jadi saya memanfaatkan peluang tersebut. Tidak cuma Kaskus, saya juga mencoba OLX, grup-grup Facebook dan Tokopedia. Mungkin ada ribuan hp Xiaomi berhasil saya jual dari 2014-2019,” tambahnya.
Makin Semangat Jualan Pakai JNE
Jual-beli barang apalagi elektronik lewat online, seperti salah satu yang pernah dilakukan Sugih, itu bisa bikin was-was yang jual mau pun yang beli. Bisa rusak di jalan, bisa dikutil, bisa salah alamat, bisa juga paket ganti isi jadi batu seperti yang kerap jadi curhatan pelanggan ekspedisi. Jadi menurut Sugih, kecepatan penerimaan resi dan pengantaran jadi faktor utama memilih ekspedisi. Katanya, JNE memuaskan Sugih dari segi kebutuhannya itu.
ADVERTISEMENT
“Handling barang ketika kirim di agen juga jadi penilaian saya, karena di ekspedisi lain sering kejadian ketika paket di-drop/pick up resi keluarnya H+1. Sedangkan di JNE, se-pengalaman saya, hal itu tidak pernah terjadi,” kata Sugih.
Kalau kamu penasaran, ini beberapa jenis layanan JNE Express:
ADVERTISEMENT
Sugih bilang, dia biasanya memakai layanan OKE buat usahanya. Tapi meski murah, ternyata kecepatan antarnya tak beda jauh dengan yang mahal.
“Saya cukup amaze ketika menggunakan service OKE, yang harusnya barang diterima dengan estimasi 3-5 hari. Tapi untuk beberapa tahun ke belakang, service OKE ini estimasinya masih sama yang disampaikan agen, tapi faktanya 1-2 hari sudah sampai tujuan. Dan pada saat libur, hari-hari besar seperti Idul Fitri pun, JNE selalu bisa diandalkan,” tutur Sugih.
Semangat Bertumbuh Bersama JNE
Kini, macam-macam ekspedisi mulai bermunculan dengan tawaran beragam. Sugih pun sudah pindah lapak berjualan ke Instagram @elprofesorvintage serta Shopee dan Tokopedia. Tak habis akal memanfaatkan peluang, Sugih merintis bisnis jaket thrifting sejak pertengahan 2019.
ADVERTISEMENT
Katanya saat jaman SMA, Sugih memang hobi thrifting di pasar Gedebage, Bandung. Koleksi jaket itu lalu dia jajakan di marketplace. Lama-lama, ratusan paket jaket pun berhasil dikirimkan Sugih ke luar negeri. Sugih terus bertumbuh dan mengembangkan usahanya menggunakan jasa ekspedisi JNE. Kini, pengikut toko thrift-nya di Instagram sudah lebih dari 34 ribu.
“Ada beberapa koleksi jaket saya di lemari yang sudah tidak terpakai, saya coba jual di Instagram. Ternyata pendapatan dari sini cukup baik dan bertahan sampai saat ini. Dari thrifting ini pun saya mencoba untuk berjualan di marketplace luar negeri. Alhamdulillah, sampai ini sudah ratusan paket saya kirim ke luar negeri,” cerita Sugih.
“(Peran JNE ke usaha saya) cukup besar, soalnya dari awal mulai langsung ke jualan online, belum pernah offline, jadi ya sangat membantu sekali adanya JNE ini,” katanya.
Gaspol Hadapi Tantangan Demi jadi Versi Terbaik
Perjalanan bisnis dari 2009 ini tidak selalu lancar dan mulus seperti yang diharapkan. Dia pernah merasakan pahitnya kesalahan produksi ratusan kaus bola, sampai tertipu puluhan juta rupiah oleh supplier. Dari keteledoran diri sendiri, Sugih juga pernah kehilangan belasan juta rupiah.
ADVERTISEMENT
Ada kalanya saat berbisnis, Sugih juga harus menghadapi kendala pengiriman paket melalui JNE. Namun menurutnya, JNE selama ini cukup responsif dan berupaya meningkatkan layanan.
Sugih berharap, layanan JNE masa kini bisa adaptif dengan tantangan dan memfasilitasi kurir lebih maksimal. Misalnya dengan memberikan motor yang sudah dimodifikasi dengan boks untuk barang kiriman agar paket dan kurir lebih aman, serta nyaman.
ADVERTISEMENT
Terlebih, 33 tahun berdirinya JNE menandakan ekspedisi berwarna biru merah ini kerap berupaya memperbaiki layanan dan memberikan yang terbaik. Khususnya untuk mereka yang sudah belasan dan puluhan tahun bersama.
“So far so good untuk pengalaman belasan tahun dengan JNE, ada beberapa kali kehilangan paket, tapi penanganan dari pihak JNE pun cukup cepat. Barang yang hilang langsung diganti dan pengajuan klaimnya pun cukup mudah, tidak dipersulit," ujar Sugih.
JNE Janji jadi Bestie UMKM
Seperti dengan cerita Sugih, JNE memang nampak terus berinovasi di bidang teknologi untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan. JNE pun terus melakukan optimalisasi Service Level Agreement (SLA) untuk meningkatkan pelayanan pada pelanggan, di antaranya dengan Shopee. SLA adalah perjanjian atau kontrak antara penyedia jasa dengan pelanggan yang mengatur parameter dan standar kualitas layanan yang akan diberikan.
ADVERTISEMENT
“JNE yang telah bekerja sama dengan Shopee sejak tahun 2016 melihat kerja sama yang terjalin sampai saat ini memiliki kontribusi positif terhadap perusahaan. Permintaan volume untuk layanan logistik terus meningkat, terutama dengan pertumbuhan pelaku UMKM yang menggunakan saluran penjualan melalui Shopee,” kata SVP Marketing Group Head JNE, Eri Palgunadi, dalam keterangan resmi, Sabtu (1/6) lalu.
“Ke depan kami berharap kerja sama yang terjalin dapat terus berkembang dan JNE berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik dan meningkatkan inovasi serta mendukung pengembangan bisnis bagi kemajuan UMKM Indonesia,” kata Eri.
#JNE #ConnectingHappiness #JNE33Tahun #JNEContentCompetition2024 #GasssTerusSemangatKreativitasnya