Langkah yang Disiapkan Anies bila Jakarta Harus Lockdown karena Corona

20 Maret 2020 12:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menggelar konferensi pers terkait virus corona atau COVID-19 di Balai Kota, Jakarta. Foto: Efira Tama Thenu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menggelar konferensi pers terkait virus corona atau COVID-19 di Balai Kota, Jakarta. Foto: Efira Tama Thenu/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah kebijakan pembatasan pergerakan orang sudah dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Kebijakan sosial distancing ini terpakksa dilakukan untuk menekan angka penyebaran corona.
ADVERTISEMENT
Anies tahu betul, Jakarta kini sudah menjadi epicenter penyebaran corona. Jumlah pasien positif COVID-19 juga paling banyak ada di Jakarta.
Anies dalam sejumlah rapat sudah menyiapkan sejumlah langkah bila nantinya Jakarta harus lockdown sebagian atau secara keseluruhan. Mantan Mendikbud itu memastikan Jakarta sudah siap dengan kondisi terburuk.
"Begini, kami di Jakarta harus antisipasi semua kemungkinan. Tapi terkait tahap pada saat ini adalah kita melakukan pengurangan interaksi, itu yang kita lakukan sekarang," kata Anies usai memimpin rapat dengan berbagai jajaran di gedung Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Kamis (19/3).
Gubernur Anies bersama Kalpolda dan Pangdam Jaya berikan arahan terkait Penanganan Covid-19 dihadapan para Kepala SKPD, Walikota, Camat, dan Lurah. Foto: Dok. istimewa
Dengan kondisi virus corona yang cepat menyebar dan tak terlihat, mengurangi interaksi menjadi cara paling ampuh saat ini untuk mencegah penyebarannya. Semua pembatasan ini berhasil bila warga melakukan hal yang sama.
ADVERTISEMENT
"Karena itu kita minta kepada seluruh masyarakat ikuti imbauan ini. Karena virus yang kita hadapi ini tidak terlihat tapi penularannya sangat pesat dan tidak pilih-pilih. Siapa saja yang, terutama berinteraksi dengan positif (COVID-19) punya potensi tertular," tambah dia.
Sebelum rapat itu, Anies sudah menggelar rapat dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona DKI Jakarta di Balai Kota, Senin (16/3). Salah satu yang dibahas, yakni segala hal yang harus dilakukan bila isolasi, pembatasan wilayah, lockdown, harus diterapkan satu wilayah.
Paling tidak, ada 4 hal yang harus dipenuhi dan harus diperhatikan bila kondisi isolasi harus diterapkan.

1. Kesehatan

Ilustrasi RSUD Pasar Minggu, Jakarta. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Anies memerintahkan semua jajaran mendukung kerja-kerja petugas medis selama penanganan COVID-19 di Jakarta.
"Siapkan betul bagaimana kita bisa mendukung seluruh aparatur medis kita," kata Anies.
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta sudah menyiagakan RSUD Pasar Minggu dan RSUD Cengkareng sebagai rujukan penanganan COVID-19. Selain itu, RSKD Duren Sawit juga disiapkan bila kedua rumah sakit tak menampung lagi.

2. Pasokan Pangan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri distribusi dan uji coba Kartu Pekerja di Jakgrosir, Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (31/12). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Pasokan pangan menjadi salah satu hal yang paling klusial bila lockdown diberlakukan. Anies ingin, kebutuhan pangan warga sampai ke rumah-rumah warga yang diisolasi.
"Bagimana pasokan pangan menjangkau rumah tangga bukan ke pasar. Kalau kondisi normal pasukan pangan sampai ke pasar induk, kalau sekarang sampai ke rumah tangga. Saat isolasi bagaimana pangan sampai di setiap rumah yang diisolasi," ujar Anies.
Anies sudah menggelar rapat dengan asosiasi pengusaha untuk memastikan pasokan bahan makanan aman. Dari pertemuan itu, Anies dapat memastikan pasokan pangan Jakarta dengan kondisi sekarang ini aman hingga 2 bulan ke depan.
ADVERTISEMENT

3. Pergerakan Penduduk

Warga beraktivitas di stasiun MRT Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (16/3 Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Mobilisasi penduduk juga harus benar-benar dijaga. Hanya orang-orang tertentu saja yang boleh melakukan kegiatan di luar.
"Bagaimana mobilias penduduk diatur. Siapa boleh bergerak ke mana. Siapa tidak boleh bergerak, siapa tinggal, siapa tidak," tutur Anies.
Anies sempat membatasi esktrem transportasi publik, seperti MRT, LRT, dan TransJakarta di Jakarta. Tapi, yang terjadi malah penumpukan penumpang dan mereka tidak menjaga jarak.
Sejumlah penumpang menaiki bus Transjakarta di Jakarta, Selasa (17/3). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Presiden Jokowi lalu menginstruksikan semua pemerintah daerah dan pemerintah pusat harus menjamin ketersediaan transportasi publik.
Anies kemudian mengembalikan jadwal transportasi publik seperti semula. Tapi, ada pembatasan jumlah penumpang di dalam setiap gerbong atau bus. Hal ini agar tetap menjaga jarak sehingga mengurangi penyebaran virus corona.
Masjid Istiqlal Foto: Shutterstock
Yang paling anyar, Anies bersama para tokoh agama sekapakat untuk meniadakan ibadah yang mengundang banyak orang di rumah ibadah selama 2 minggu. Misalnya, Salat Jumat, Misa dan Kebaktian, dan Nyepi.
ADVERTISEMENT
Hal ini diamini oleh pengurus masjid-masjid besar di Jakarta. Masjid Istiqlal dan Masjid Sunda Kelapa memutuskan meniadakan Salat Jumat.

4. Pola Komunikasi

Anies juga meminta jajarannya menyusun dengan baik pola komunikasi dan koordinasi dalam penanganan virus corona di Jakarta. Sehingga bila isolasi berjalan, semua kebutuhan yang diperlakukan tak terhambat.
"Interaksi antara aparatur negera, Pemprov dengan jajaran TNI-Polri, lalu Pemprov dengan masyarakat, dan antara masyarakat dengan masyarakat yang lain," tambah Anies.
Menteri Dalam Negeri TIto Karnavian dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggelar koferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (17/3). Foto: Dok. Kementerian Dalam Negeri
Namun, kebijakan lockdown Jakarta terbentur aturan. Berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, kewenangan lockdown ada di pemerintah pusat.
"Untuk pembatasan wilayah karantina dan pembatasan sosial dalam jumlah besar itu adalah menjadi kewenangan pusat," ucap Tito usai bertemu Anies di Balai Kota Jakarta, Selasa (17/3).
ADVERTISEMENT