Lansia di DKI Meninggal Usai Divaksin AstraZeneca Ojek Online, Punya Riwayat TBC

20 Mei 2021 20:59 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona AstraZeneca.
 Foto: Yves Herman/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona AstraZeneca. Foto: Yves Herman/REUTERS
ADVERTISEMENT
Komnas KIPI menjelaskan kasus lansia di Jakarta yang meninggal dunia usai divaksin AstraZeneca. Mesti belum dapat dipastikan apakah kematiannya disebabkan AstraZeneca, Komnas mengungkap lansia itu merupakan ojek online dan memiliki riwayat TBC.
ADVERTISEMENT
"Jadi dia ojek online, datang ke tempat layanan vaksin. Biasa diwawancara, namun enggak diperiksa pos pelayanan. Itu langsung divaksin [AstraZeneca]. Besoknya dia ke puskesmas di Jakarta sesak," kata Ketua Komnas KIPI, Prof. Hindra Irawan Satari, dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Jakarta, Kamis (20/5).
"Dia bilang di puskesmas, sehari sebelum divaksin sudah sesak. Dia enggak bilang di tempat vaksin udah sesak. Diperiksa di puskesmas ternyata radang paru (TBC)," imbuhnya.
Lebih lanjut, Sekretaris Komnas KIPI, dr Julitasari, menerangkan usia ojek online itu 52 tahun. Ia menjelaskan ojek online tersebut tak teratur mengobati TBC-nya.
"Usianya 52 tahun, dia TBC dan pengobatannya tidak teratur. Jadi karena dirawat ada foto toraks? dia pneumonia berat," kata Julia dalam kesempatan yang sama.
Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari. Foto: FKUI
Hindra mengatakan, kondisi lansia asal Jakarta itu semakin parah sampai harus dioperasi. Namun karena terlambat penanganan, dia akhirnya meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
"Harus dirujuk, gak ada tempat. Makin berat, harus dioperasi, enggak mau. Mau, tempatnya sudah penuh. Jadi 4-5 hari kemudian lah itu meninggal. Jadi bukan karena vaksinnya, radang paru. Radang parunya sebelum divaksin. Kemudian enggak terdeteksi. [Sempat] dapat pengobatan tapi enggak bisa dirujuk," jelas Hindra.
Meski begitu, Komnas KIPI menekankan belum ada kesimpulan mengenai penyebab kematian ojek online asal Jakarta itu. Komnas ingin memastikan lebih lanjut apakah kematiannya betul-betul tak terkait AstraZeneca.
"Komnas KIPI sudah membuat surat kepada Komda, supaya Komda yang melapor ke Kepala Dinas untuk dilakukan autopsi. Dan tadi jam 1 karena kami harus ke sini [rapat DPR] kami enggak bisa ikut persiapan autopsinya," papar Julia.