Lapor Progres Sekolah Rakyat ke Prabowo, Mensos Ungkap Peluang Dibiayai Swasta

30 April 2025 16:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mensos Saifullah Yusuf (Gus Ipul) meninjau langsung pelaksaan Desk Sekolah Rakyat di Gedung Konvensi Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, Rabu (23/4/2025). Foto: Dok. Kemensos
zoom-in-whitePerbesar
Mensos Saifullah Yusuf (Gus Ipul) meninjau langsung pelaksaan Desk Sekolah Rakyat di Gedung Konvensi Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, Rabu (23/4/2025). Foto: Dok. Kemensos
ADVERTISEMENT
Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf atau yang biasa dikenal Gus Ipul melaporkan perkembangan program Sekolah Rakyat kepada Presiden Prabowo Subianto. Beberapa menteri terkait juga hadir.
ADVERTISEMENT
Program ini juga melibatkan lintas kementerian seperti Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU), dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Gus Ipul bilang, tahun ini diproyeksikan akan ada 200 Sekolah Rakyat yang dibangun. Tak semua dibiayai APBN, juga melibatkan swasta.
“Direncanakan kalau memenuhi syarat tahun ini Presiden akan memulai pembangunan di 200 titik. 100 titik dengan anggaran APBN dan/atau 100 lagi adalah partisipasi swasta,” kata Gus Ipul kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (30/4).
Sementara sebanyak 53 Sekolah Rakyat saat ini sudah dalam tahap pematangan baik sarana maupun prasarana. Ia mengatakan dukungan dari pemerintah daerah juga datang untuk membangun Sekolah Rakyat.
Suasana saat keluar gerbang dari Pusat Pendidikan, Pelatihan, Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Kementerian Sosial RI di Pondok Indah, Jakarta Selatan. Foto: Abid Raihan/kumparan
“Lalu juga ada hampir 300 sudah kabupaten, kota dan provinsi yang mengusulkan untuk bisa diselenggarakan sekolah rakyat. Kita tentu survei dan yang melakukan survei adalah PU setelah nanti dinyatakan layak maka akan coba dilaporkan ke presiden tentang kemungkinan penambahan dari 53 yang sudah siap itu,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sekjen PBNU itu sudah mulai memetakan siswa-siswa yang bisa bersekolah di Sekolah Rakyat ini. Sebab, sekolah ini diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga miskin yang masuk dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi (DTSEN), khususnya kelompok desil 1 dan 2.
Sekolah ini berasrama, mengusung kurikulum formal serta pendidikan karakter, dan membutuhkan komitmen orang tua dalam mendampingi anak-anak mereka.
“Nanti juga akan ada semacam kunjungan ke rumah masing-masing orang tua mereka untuk memastikan bahwa mereka berada di desil 1 dan ada kesanggupan untuk mengikuti proses belajar, mengajar di sekolah rakyat,” tuturnya.