Latar Belakang Kampus Menteri Jokowi: Terbanyak UGM Diikuti Lulusan Luar Negeri

24 Desember 2020 16:56 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno (kanan) memberikan keterangan kepada awak media di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/8). Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno (kanan) memberikan keterangan kepada awak media di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/8). Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo kemarin resmi melakukan reshuffle di Kabinet Indonesia Maju. Ada 6 menteri baru yang masuk pada reshuffle pertama periode kedua pemerintahan Jokowi tersebut.
ADVERTISEMENT
Sejumlah rekor pun tercipta pada reshuffle kali ini. Mulai dari rival Pilpres yang jadi menteri semua, hingga latar belakang Fisika Nuklir dari Institut Teknologi Bandung yang mengisi pos Menkes.
Latar belakang para menteri kerap menjadi sorotan pada setiap pencalonan atau reshuffle. Termasuk soal latar belakang pendidikan formal.
Sebenarnya, seperti apa komposisi latar belakang pendidikan para menteri yang ada di Kabinet Indonesia Maju hasil reshuffle kali ini?
Hasil olah data kumparan dari berbagai sumber resmi, Kabinet Indonesia Maju hasil reshuffle paling banyak diisi oleh alumnus S1 Universitas Gadjah Mada (UGM). Proporsinya sebanyak 17,65 persen dari semua menteri.
Dari total 34 menteri, 6 nama jebolan S1 UGM tersebut antara lain Budi Karya Sumadi, Airlangga Hartarto, Retno Lestari Priansari Marsudi, Mahfud MD (Mahfud juga kuliah S1 di Fakultas Hukum UII Yogyakarta), Pratikno, Basuki Hadimuljono. Presiden Jokowi sendiri merupakan lulusan UGM dari Fakultas Kehutanan.
ADVERTISEMENT
Setelah UGM, komposisi terbesar jumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju hasil reshuffle ialah alumni S1 dari ITB 4 orang (11,7 persen) dan UI 3 orang (8,82 persen). Namun, jika lulusan kampus luar negeri digabungkan, maka proporsinya menempati urutan kedua yakni 14,71 persen.
Sebelum Kabinet Indonesia Maju mengalami reshuffle, proporsi menteri Jokowi jebolan S1 UGM sempat mencapai 20,59 persen atau seperlima komposisi jumlah menteri.
Meski demikian, pada periode pertama, 2014-2019, menteri Jokowi justru didominasi oleh jebolan S1 UI. Komposisi ini konsisten bertahan hingga akhir periode pertama. Pada periode itu, Jokowi sempat melakukan 5 kali reshuffle kabinet.

Lulusan Luar Negeri vs Dalam Negeri

Para menteri Jokowi berasal dari berbagai kampus, di antaranya ada yang mengenyam bangku kuliah pertama pada tingkat S1 di luar negeri. Proporsinya sebanyak 14,71 persen.
ADVERTISEMENT
Mereka yang langsung mengambil pendidikan tinggi pertama S1 di luar negeri yakni Nadiem Makarim, Erick Thohir, Agus Gumiwang Kartasasmita, Muhammad Lutfi, dan Sandiaga Uno.
Menteri lain selain nama-nama tersebut sebenarnya memiliki latar belakang pendidikan luar negeri juga. Namun, mereka baru mengambilnya setelah lulus S1.
Adapun pada jenjang S1, menteri Jokowi masih didominasi jebolan kampus dalam negeri.

Didominasi Doktor

Salah satu komposisi yang menarik dari formasi pemerintahan Presiden Jokowi adalah jumlah doktor yang mengisi pos menteri. Dalam 2 periode pemerintahan ini, menteri jokowi didominasi oleh sosok-sosok jebolan S3 yang bergelar Doktor atau Ph.D.
Pada Kabinet Indonesia Maju hasil reshuffle, komposisi menteri bertitel doktor atau Ph.D sebanyak 13 orang atau 38,24 persen dari total menteri.
ADVERTISEMENT
Para pembantu Jokowi yang jebolan S3 di antaranya Mahfud MD, Muhadjir Effendy, Bambang Brodjonegoro dan lain-lain. Bahkan, Jokowi yang hanya jebolan S1 membawahi menteri profesor doktor sekaligus mantan rektor UGM Pratikno.
Komposisi bawahan Jokowi bertitel S3 sempat di angka 47 persen atau tertinggi pada saat Kabinet Kerja hasil reshuffle kedua dan keempat. Kala itu, jumlahnya mencapai 16 dari total 34 menteri Jokowi.