Latihan Militer Korsel-AS Libatkan Pesawat Pengebom Nuklir, Korut Geram

6 April 2023 10:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat pengebom B-52 AS, C-17, dan jet tempur F-22 Angkatan Udara AS terbang di atas Semenanjung Korea selama latihan udara bersama di Korea Selatan pada 20 Desember, 2022. Foto: Dok. Kementerian Pertahanan Korea Selatan via AP
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat pengebom B-52 AS, C-17, dan jet tempur F-22 Angkatan Udara AS terbang di atas Semenanjung Korea selama latihan udara bersama di Korea Selatan pada 20 Desember, 2022. Foto: Dok. Kementerian Pertahanan Korea Selatan via AP
ADVERTISEMENT
Korea Utara mengancam bakal ada serangan balasan atas semakin meluasnya latihan militer gabungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Latihan militer besar-besaran antara dua negara sekutu itu dinilai merupakan latihan invasi yang dapat mengancam kedaulatan Korea Utara.
Dikutip dari Associated Press, ancaman Pyongyang muncul pada Kamis (6/5), sehari setelah AS unjuk kekuatan terbarunya dengan menerbangkan pesawat pengebom bertenaga nuklir B-52 ke Semenanjung Korea bersama pesawat-pesawat tempur milik Korea Selatan.
Komandan komando operasi Angkatan Udara Korea Selatan, Letnan Jenderal Park Ha-sik, membenarkan hal itu. “Latihan pada Rabu yang melibatkan pesawat B-52 itu bertujuan guna menunjukkan tekad yang kuat dari sekutu, serta kesiapan yang sempurna untuk merespons provokasi apa pun yang dilakukan oleh Korea Utara dengan cepat dan berlebihan,” jelas Park.
Adapun skala kekuatan militer yang dilibatkan dalam latihan gabungan pada pekan ini semakin meningkat.
ADVERTISEMENT
Sebagai perbandingan, pada pekan lalu AS mengirim kapal induk USS Nimitz bertenaga nuklir nuklir untuk latihan bersama Angkatan Laut Korea Selatan — tetapi tidak melibatkan senjata pengebom nuklir.
Anggota kru berdiri di dek penerbangan kapal USS Makin Island saat berlabuh di pelabuhan angkatan laut Korea Selatan, Busan, Rabu (22/3/2023). Foto: JUNG YEON-JE / POOL / AFP
Media lokal yang dikelola pemerintah Pyongyang, KCNA, melaporkan bahwa latihan militer gabungan AS dan Korea Selatan — ditambah dengan pengerahan aset militer AS yang canggih, telah mengubah Semenanjung Korea layaknya seperti gudang mesiu raksasa, yang dapat diledakkan kapan saja.
Menurut Pyongyang, langkah AS dan Korea Selatan telah keterlaluan sehingga perlu ada respons tegas dalam menyikapi kondisi itu.
“Provokasi militer yang dilakukan oleh para penghasut perang yang dipimpin AS telah melampaui batas toleransi. Kenyataan ini menunggu sikap dan jawaban yang lebih eksplisit dari kemampuan pertahanan [Korea Utara],” bunyi laporan KCNA.
ADVERTISEMENT
“[Korea Utara] akan terus menunjukkan tanggung jawab dan kepercayaan diri dalam misi krusialnya melalui tindakan ofensif,” imbuhnya.
Meski begitu, KCNA tidak menyebutkan secara rinci apa tindakan ofensif yang sekiranya bakal dikerahkan oleh pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan putrinya Kim Ju Ae menonton latihan rudal di lokasi yang dirahasiaka, pada 20 Maret 2023. Foto: KCNA/via REUTERS
Namun, ancaman dan respons agresif serupa sempat dilakukan sebelumnya, ketika AS-Korea Selatan meluncurkan latihan militer gabungan terbesar pertamanya dalam beberapa tahun terakhir pada Maret 2023 lalu.
Kala itu, Pyongyang menembakkan hampir 20 rudal dalam tujuh kali uji coba — termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) yang berpotensi mencapai daratan AS, serta beberapa senjata jarak pendek yang dirancang untuk melakukan serangan nuklir ke daratan Korea Selatan.
Lebih lanjut, komentar KCNA juga muncul pada saat bersamaan Utusan Khusus AS untuk Korea Utara sekaligus Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Kim, tiba di Seoul untuk menghadiri dialog dengan otoritas Korea Selatan dan Jepang.
Perwakilan Khusus AS untuk Korea Utara, Sung Kim (kiri) berjabat tangan dengan Perwakilan Khusus Korea Selatan untuk Urusan Perdamaian dan Keamanan Semenanjung Korea Kim Gunn, sebelum pertemuan di Kementerian Luar Negeri Kamis, 6 April 2023 di Seoul. Foto: Song Kyung-Seok/Pool Photo via AP
Menurut laporan media Barat, dalam dialog tersebut Kim bertugas untuk mengkoordinasikan tanggapan mereka terhadap pengembangan senjata nuklir Korea Utara yang semakin intens, sehingga memberikan ancaman konflik nuklir.
ADVERTISEMENT
“Kim dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Park Jin, beserta otoritas Seoul lainnya pada Kamis (6/4), Kim akan mengambil bagian dalam pertemuan tiga arah dengan utusan nuklir Korea Selatan dan Jepang pada hari Jumat (7/4),” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.