Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Krisis politik di Bolivia menunjukkan pemandangan yang berbeda. Bukan bersikap netral, polisi di negara tersebut malah ikut bergabung dengan demonstrasi massa antipemerintah, Jumat (8/11).
ADVERTISEMENT
Demonstrasi polisi yang terjadi di beberapa kota ini menandai kloter pertama pasukan keamanan yang menarik dukungan dari Presiden Evo Morales.
Puluhan polisi terlihat bergabung dengan demonstran yang berbaris di sepanjang Prado Avenue di ibu kota La Paz. Bersama demonstran, polisi ikut meneriakkan slogan anti-Morales. Aksi yang sama terjadi di pusat kota Cochabamba.
“Polisi di Sucre bergabung untuk mendukung kawan-kawan yang memberontak di Cochabamba,” kata seorang perwira berseragam dengan wajah tertutup, seperti dilansir AFP, Sabtu (9/11).
“Kita tidak bisa melanjutkan pemerintahan anarko ini, dengan demokrasi yang tidak adil ini,’” tuturnya lagi.
Polisi dari komando Santa Cruz juga memutuskan untuk menutup kantor mereka. Beberapa petugas polisi memanjat atap dan mengibarkan bendera Bolivia berwarna merah, kuning, dan hijau.
ADVERTISEMENT
Di pusat kota La Paz, petugas polisi dan pendukung oposisi saling berjabat tangan. Pemandangan ini jelas berbeda dengan tiga malam sebelumnya, ketika polisi dan massa saling bentrok.
Presiden Morales pun tidak tinggal diam. Ia segera mengadakan pertemuan darurat dengan beberapa menterinya. Kementerian Pertahanan Bolivia mengerahkan operasi militer untuk melawan polisi-polisi pemberontak.
Morales dalam akun twitternya mengecam aksi polisi pemberontak tersebut. Dia menyebut aksi polisi ini sebagai kudeta. Dia meminta agar rakyat Bolivia melindungi demokrasi dan konstitusi mereka.
“Di hadapan komunitas internasional, kami mengecam serangan terhadap aturan hukum ini,” kata Morales dalam akun twitternya.
Sementara itu, pemimpin oposisi Luis Ferando Camacho berterima kasih kepada polisi yang ikut bergabung dalam demonstrasi.
“Aku menangis kegirangan. Polisi kita hebat sekali, terima kasih sudah memihak rakyat. Semoga tuhan memberkatimu,” katanya.
ADVERTISEMENT
Bolivia tengah diguncang oleh krisis politik usai Presiden Evo Morales dinyatakan sebagai pemenang pemilu 2019. Kemenangan Morales direspons negatif oleh oposisi. Kubu oposisi menolak hasil pemilu.
Menurut konstitusi Bolivia, Morales butuh kemenangan sebesar 10 persen untuk dinyatakan sebagai pemenang pemilu. Saat ini perbedaan suara kedua kandidat hanya sekitar 9 persen.
Putaran kedua pun seharusnya segera diselenggarakan. Namun, komisi pemilihan umum Bolivia tanpa alasan jelas nampaknya akan segera mengumumkan Morales sebagai pemenang pemilu