Lawatan 12 Hari dari RI ke Singapura Selesai, Paus: Pekerjaan Ini Tak Mudah

13 September 2024 13:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus menyapa umat disaksikan langsung oleh Presiden Singapura Tharman Shanmugaratnam saat pertemuan di Teater Pusat Kebudayaan Universitas Nasional Singapura, Singapura, Kamis (12/9/2024). Foto: Caroline Chia/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus menyapa umat disaksikan langsung oleh Presiden Singapura Tharman Shanmugaratnam saat pertemuan di Teater Pusat Kebudayaan Universitas Nasional Singapura, Singapura, Kamis (12/9/2024). Foto: Caroline Chia/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pesawat yang membawa pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus, lepas landas dari Singapura menuju Roma pada Jumat (13/9) siang. Itu menandakan lawatan 12 hari Paus Fransiskus ke Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, resmi berakhir.
ADVERTISEMENT
Perjalanan Paus dari Singapura pulang ke Roma akan memakan waktu 12 jam dan melewati enam zona waktu. Rencananya pesawat yang membawa Paus mendarat pada Jumat malam ini di Roma.
Selama melawat ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste dan Singapura, Paus menghadiri lebih dari 40 acara.
Paus Fransiskus bertemu dengan umat di Vanimo, Papua Nugini, Minggu (8/9/2024). Foto: Gregorio Borgia/AP Photo
Salah satu acara yang paling disorot adalah saat Paus Fransiskus masuk ke dalam hutan di Papua Nugini demi menemui penduduk lokal setempat. Setibanya di sana, Paus menolong warga lokal dengan membagikan obat, pakaian, hingga mainan anak.
Acara-acara Paus di negara-negara lain juga tak kalah padat dan menantang. Contohnya di Timor Leste, di negara itu Paus memimpin misa yang dihadiri 600 ribu orang, setara dengan setengah populasi negara Timor Leste.
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (kanan) mencium tangan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar usai melakukan foto bersama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Adapun di Indonesia, Paus Fransiskus mengunjungi Masjid Istiqlal. Di masjid itu, Paus bersama pemimpin agama-agama mengeluarkan deklarasi bersama untuk mendorong melawan perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Di Singapura, Paus meminta pemerintah setempat untuk memberikan upah layak kepada pekerja asing.
Semua aksi Paus yang dimulai dari menempuh perjalanan 33 ribu kilometer dari Roma, menghadiri sejumlah acara sampai mengeluarkan pernyataan, dilakukan saat kondisi kesehatan Paus menjadi pertanyaan.
Paus Fransiskus menghibur seorang anak dalam sebuah kunjungan di Sekolah Anak Penyandang Disabilitas 'Irmas ALMA' (Suster-suster Asosiasi Misionaris Awam) di Dili, Timor Leste, Selasa (10/9/2024). Foto: Gregorio Borgia/AP Photo
Sepanjang lawatan empat negara ini, Paus nampak memakai kursi roda. Paus menderita sakit di bagian lutut dan punggung. Lawatan Asia-Pasifik ini merupakan kunjungan luar negeri terlama Paus Fransiskus sejak ditunjuk jadi pemimpin Gereja Katolik pada 2013 lalu.
Setahun sebelumnya, tepatnya Juni 2023, Paus menjalani operasi hernia. Dan, pada awal 2024, Paus harus berjuang melawan flu dan bronkitis.
Jelang lawatan empat harinya berakhir, Paus pun sempat menyampaikan komentar spontan kepada sekelompok anak muda yang ditemuinya di salah satu negara.
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (tengah) didampingi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menuju pesawat melambaikan tangan sebelum meninggalkan Indonesia di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (6/9/2024). Foto: Dok. Kemenag
Seperti biasa Paus meminta mereka mendoakannya. Dia kemudian menekankan kenapa dirinya butuh doa dari umat Katolik.
ADVERTISEMENT
"Pekerjaan ini tidak mudah," ucap Paus seperti dikutip dari Reuters.