LB Moerdani dan Kisah Pengadaan Senjata dari Israel

21 Mei 2021 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eks Panglima ABRI, L. Benny Moerdani. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Eks Panglima ABRI, L. Benny Moerdani. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Sampai detik ini Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik resmi dengan Pemerintah Israel. Namun, ada fakta mencengangkan soal hubungan rahasia antara Israel dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Indonesia pernah membeli sejumlah alutsista produksi Israel untuk memperkuat pertahanan mereka. Sebut saja pesawat A4 Skyhawk hingga senjata berjenis IMI Uzi pernah mempersenjatai militer Indonesia.
Lantas siapa ya membuat hal itu dapat terjadi?
Letnan Jenderal TNI (Purn) Sintong Panjaitan (kiri) bersama eks Panglima ABRI, L. Benny Moerdani. Foto: Dok. Pribadi
Dia adalah Jenderal TNI Leonardus Benyamin Moerdani, atau L.B. Moerdani, atau yang lebih dikenal dengan Benny Moerdani adalah sosok di balik masuknya sejumlah senjata dan alutsista dari Israel ke tanah air.
Lahir di Cepu, Blora, Jawa Tengah pada 2 Oktober 1932 dan meninggal di Jakarta pada 29 Agustus 2004 di usia 71 tahun, Moerdani dikenal sebagai salah satu tokoh militer Indonesia yang paling berpengaruh di era Orde Baru.
Di suatu masa saat Orde baru menguasai tanah air Moerdani pernah menjadi orang terkuat nomor dua di Indonesia, setelah Presiden Soeharto.
Jenderal Soeharto yang baru saja diangkat menjadi Presiden Indonesia oleh Jenderal Nasution (Presiden Kongres Rakyat), di Jakarta 19 Maret 1967. Foto: AFP
Moerdani dikenal sebagai perwira TNI yang banyak berkecimpung di dunia intelijen, sehingga sosoknya banyak dianggap misterius.
ADVERTISEMENT
Pria yang pernah dikenal sebagai loyalis Presiden Soeharto ini jadi kunci dari suksesnya sejumlah misi yang diperintahkan Soeharto kala itu.

Misi Pengadaan Pesawat hingga Senjata

Semasa Moerdani menjabat sebagai Kepala badan Intelijen Strategis ABRI kemudian dipromosikan menjadi Panglima ABRI, militer Indonesia disebut memiliki hubungan baik dengan Israel.
Akan tetapi kerja sama tersebut lepas dari sorotan publik. Karena itulah kerja sama yang digagas Moerdani kebanyakan didominasi operasi intelijen yang penuh dengan kerahasiaan tingkat tinggi.
Hubungan baik Moerdani dengan Israel pertama terlihat dari upaya pengadaan pesawat A4 Skyhawk dari Israel. Dengan berbagai bentuk upaya mengaburkan informasi terkait pengadaan pesawat, akhirnya sebanyak 32 pesawat Skyhawk pun berhasil didatangkan Moerdani ke Indonesia.
Tak hanya membeli, Indonesia saat itu diketahui juga turut mengirimkan orang ke Israel untuk menjalani pelatihan pilot. Total ada 10 penerbang yang dikirim Moerdani untuk menjalani pendidikan di Tel Aviv, Israel.
ADVERTISEMENT
Operasi tersebut turut diungkap oleh mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsda Djoko Poerwoko lewat biografinya berjudul 'Menari di Angkasa'. Menurut Poerwoko, peristiwa tersebut adalah merupakan 'operasi clandestine (rahasia) terbesar yang dilakukan oleh ABRI'. Kendati demikian, TNI tidak pernah mengakuinya hingga saat ini.
Untuk dapat tiba ke Indonesia, pesawat itu diketahui dikirim secara berkala melalui jalur laut. Empat pesawat di antaranya dikirim langsung dari Israel menggunakan kapal.
Untuk mengelabui sejumlah pihak, selama pengiriman di perjalanan nama pesawat Skyhawk dibungkus plastik bertuliskan F-5, jenis pesawat tempur buatan Amerika. Hal itu dikarenakan di saat yang bersamaan kala itu pemerintah Indonesia juga membeli pesawat jenis F-5 dari Amerika Serikat.
Presiden Soeharto memberi hormat pada perayaan HUT ke-52 ABRI di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada 5 Oktober 1997. Foto: JOHN MACDOUGALL / AFP
Selain pesawat, Indonesia diketahui juga membeli secara khusus senapan semi otomatis dari Israel. Senapan IMI Uzi atau yang memiliki nama internasional MP-2 ini merupakan jenis senjata mesin ringan yang menyerupai pistol. Senjata ini dikembangkan sejak 1949 dan mulai digunakan oleh militer Israel sejak tahun 1954.
ADVERTISEMENT
Tak main-main, kecepatan menembak dari senjata pabrikan Israel ini diketahui mencapai 60 butir peluru per menit, sedangkan ketika melakukan tembakan beruntun akan mencapai 100 sampai 120 peluru per menit. Sedangkan untuk jarak menembak otomatis senjata ini dapat mencapai 100 meter dan akan meningkat ketika melakukan tembakan salvo hingga 200 meter.
Peluru yang dipergunakan adalah Parabellum 9x19 mm, dengan magasen mulai dari isi 25 peluru sampai 32 peluru. Karena keefektifannya dalam menembak, senjata ini pernah digunakan Kopassus dalam operasi pembebasan sandera di Woyla, Thailand.
Masih soal sepak terjang Moerdani, pengamat militer senior Salim Said dalam buku 'Dari Gestapu ke Reformasi', ia menuliskan bahwa Moerdani bahkan pernah meminta untuk meminjam roket dari Israel.
Eks Panglima ABRI, L. Benny Moerdani. Foto: Dok. Istimewa
Hal itu dilakukan Moerdani untuk menangkal serangan pada pesawat kepresidenan saat Presiden Soeharto mengadakan perjalanan ke Timur Tengah. Namun rupanya ketakutan Benny soal serangan yang mengancam Soeharto tak pernah terbukti.
ADVERTISEMENT
Namun hingga berita ini diturunkan tak ada pengakuan secara resmi oleh pemerintah Indonesia terkait benar tidaknya pengadaan sejumlah alutsista tersebut.