Le Minerale Dorong Kolaborasi Ekonomi Sirkular di Festival Lingkungan KLHK

19 September 2023 14:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pada Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) yang digelar KLHK, Le Minerale mendukung kolaborasi banyak pihak untuk mewujudkan ekonomi sirkular. Foto: dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pada Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) yang digelar KLHK, Le Minerale mendukung kolaborasi banyak pihak untuk mewujudkan ekonomi sirkular. Foto: dok. Istimewa
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno.
Salah satu isu utama yang dibahas pada acara ini yaitu praktik pengelolaan sampah berkelanjutan yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial. Isu ini sejalan dengan target pemerintah dalam mewujudkan penerapan ekonomi sirkular di Tanah Air.
Karena itulah, KLHK mengajak produsen maupun mitra koleksi dan daur ulang untuk berkolaborasi dalam target itu. Sehingga, tercipta penerapan ekonomi sirkular yang terintegrasi dan komprehensif.
Sebagai salah satu produsen Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK), Le Minerale pun menyambut baik kolaborasi ini. Bersama PT Prevented Ocean Plastic Indonesia (PT POPI) selaku mitra koleksi sampah plastik PET dan PT Bumi Indus Padma Jaya (PT BIPJ) sebagai pabrik daur ulang, Le Minerale mendirikan pabrik untuk memproduksi kemasan bersertifikasi food grade recycle PET.
Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan Piagam Kerja Sama ‘Kemitraan Pengumpul dan Daur Ulang Sampah Kemasan dalam Rangka Pemenuhan Bahan Baku Industri Daur Ulang Plastik’ antara ketiga perusahaan dan disaksikan oleh KLHK.

Upaya Le Minerale Dukung Penerapan Ekonomi Sirkular

Dalam Festival LIKE, Sustainability Director Le Minerale, Ronald Atmadja, menyampaikan bahwa pihaknya senantiasa berkomitmen dalam Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional (GESN). Semakin gencar kolaborasi dan sinergi di antara pelaku industri daur ulang sampah plastik, semakin efektif dan efisien pula proses pengumpulan dan penyalurannya.
"Kita mendorong peningkatan collection rate untuk membuat collector efficient dan bersaing di industri daur ulang, menyediakan recycle point di berbagai lokasi, dan terus mengedukasi masyarakat untuk bijak mengelola plastik," kata Ronald.
Pada Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) yang digelar KLHK, Le Minerale mendukung kolaborasi banyak pihak untuk mewujudkan ekonomi sirkular. Foto: dok. Istimewa
Ia menambahkan, Le Minerale juga sudah bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk digital aplikasi untuk meningkatkan collection rate dari pengumpulan sampah plastik daur ulang.
“Kita percaya kalau permintaan ada, collection rate meningkat. Jadi pilah sampah dari rumah menjadi kunci. Kita juga mencoba mengedukasi secara simpel apa yang mereka lakukan di rumah,” ujarnya.
Guna mewujudkan ekonomi sirkular itu, kata Ronald, dibutuhkan ekosistem yang baik dan kuat melalui kolaborasi pemerintah, masyarakat, produsen, sektor informal, waste collector, waste recycler, dan industri pengemasan. Ronald berharap pemerintah dapat memberikan apresiasi kepada para pelaku industri yang melakukan itu.
“Harapannya ada insentif untuk produsen dan penggiat industri baru agar bisa membuat recycle produk sesuai kebutuhan untuk jangka panjang,” tutup Ronald.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, mengatakan bahwa bisnis berkelanjutan pada prinsipnya adalah menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dengan kesejahteraan sosial, dan lingkungan hidup. Penerapannya merupakan jawaban konkret menghadapi triple-crisis yang sedang dihadapi: perubahan iklim, biodiversity loss, dan polusi, termasuk polusi plastik.
Pada Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) yang digelar KLHK, Le Minerale mendukung kolaborasi banyak pihak untuk mewujudkan ekonomi sirkular. Foto: dok. Istimewa
Berkaitan dengan hal ini, pihaknya pun meminta para asosiasi agar senantiasa membantu bank sampah ketika ada satu daerah yang kekurangan offtaker.
"Kita ingin mendorong ekosistem itu meskipun tidak mudah. Ketika ada daerah yang kekurangan offtaker biasanya mereka mau membantu," kata Rosa.
Ia melanjutkan bahwa dalam proses ini pihaknya banyak melakukan pendekatan dan komunikasi yang komprehensif dengan produsen untuk menyatukan visi misi.
"Kami selalu mengupayakan agar rantai pasokan selalu terjaga karena akan berdampak pada collection rate. Dan yang juga perlu dilakukan adalah dengan konsisten mengedukasi masyarakat akan pentingnya memilah sampah dari rumah. Kita perlu memastikan rantai pasokan daur ulang ini terjaga prosesnya, berjalan dari hulu ke hilir," jelas Rosa.
Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) Christine Halim mengungkapkan, pihaknya mengapresiasi diselenggarakannya Festival LIKE. Melalui acara ini, para stakeholder bisa saling terkoneksi.
"Tentunya akan menjadi kemudahan perjumpaan bank sampah recycle dan produsen akan menimbulkan kesadaran. Kalau ini bisa berlangsung terus-menerus akan jadi ekonomi sirkular. Perlu digiatkan edukasi seperti ini agar mereka mau menggunakan daur ulang plastik." pungkasnya.
Advertorial ini dibuat oleh kumparan Studio