Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Lebanon Minta Interpol Tangkap Pemilik dan Kapten Kapal Pembawa Amonium Nitrat
2 Oktober 2020 5:35 WIB

ADVERTISEMENT
Lebanon menerbitkan surat penangkapan internasional terhadap 2 orang yang dinilai harus bertanggungjawab atas peristiwa ledakan di Pelabuhan Beirut. Surat penangkapan tersebut diterbitkan Fadi Sawan, hakim yang memimpin penyelidikan kasus ini.
ADVERTISEMENT
Dilansir AFP, dua orang yang dianggap harus bertanggungjawab yakni pemilik dan kapten kapal The Rhosus.
The Rhosus merupakan kapal kargo berbendera Moldova yang membawa 2.750 ton amonium nitrat pesanan manufaktur bahan peledak di Mozambik, Fábrica de Explosivos Moçambique (FEM).
Kapal itu seharusnya berlayar dari Georgia menuju Mozambik. Namun The Rhosus terpaksa berhenti di Lebanon pada 20 November 2013 setelah otoritas pelabuhan Beirut menemukan kesalahan teknis pada mesin kapal.
Otoritas pelabuhan akhirnya menurunkan amonium nitrat yang dibawa kapal tersebut dan disimpan di sebuah gudang. Pada akhirnya, kapal itu tidak pernah meninggalkan Lebanon dan tenggelam karena banyak kerusakan.
Amonium nitrat itu disimpan selama 6 tahun lebih hingga mengakibatkan ledakan besar pada 4 Agustus 2020.
ADVERTISEMENT
"(Hakim) mengeluarkan dua surat perintah penangkapan untuk pemilik Rhosus beserta kapten kapal," kata sumber AFP di pengadilan.
Kapten kapal The Rhosus diketahui bernama Boris Prokoshev yang merupakan warga negara Rusia. Sementara pemilik kapal pada awalnya disebut pihak kepolisian Siprus bernama Igor Grechushkin. Namun berdasarkan informasi terkini, kapal kargo tersebut dimiliki seseorang bernama Charalambos Manoli.
Kedua nama tersebut telah diberikan kepada Interpol. Lebanon meminta Interpol agar mengeluarkan pemberitahuan internasional untuk memudahkan penangkapan mereka.
Sejauh ini, sudah 25 orang yang ditangkap atas insiden ledakan itu, termasuk pejabat pelabuhan dan bea cukai.
Adapun ledakan dahsyat itu telah menewaskan 190 orang, melukai 6.000 orang, dan merusak ratusan bangunan di sekitar lokasi kejadian.
ADVERTISEMENT
Kondisi politik Lebanon juga terguncang akibat insiden tersebut yang membuat PM Hassan Diab mundur.