Lebih Dalam Soal Corona Centaurus, dari India Sudah Sampai Jakarta

19 Juli 2022 10:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah mengumumkan bahwa kasus varian baru COVID-19 BA.2.75 atau Centaurus telah sampai di Indonesia tepatnya di Jakarta dan Bali. Melihat fenomena ini, Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama menyebut, dari data sementara BA.2.75 menunjukkan 8 mutasi dibanding varian sebelumnya yaitu BA.5.
ADVERTISEMENT
“Data sementara yang ada menunjukkan bahwa BA.2.75 menunjukkan setidaknya 8 mutasi tambahan daripada BA.5, utamanya di terminal N, yang dapat punya pengaruh menghindar dari imunitas yang sekarang sudah ada,” ujar Prof Tjandra melalui pesan teks pada Selasa (19/7).
Data awal menunjukkan di Centaurus terdapat beberapa alternatif solusi dari BA.5, yang berevolusi dari del69/70 menjadi 147E, 152R, 157L, 210V, 257S serta 452R menjadi 446S.
Sebelum laporan Centaurus ini maka sudah ada laporan dari India yang menghubungkan sub varian BA.2 dengan mutasi di with S:K147E, W152R, F157L, I210V, G257S, D339H, G446S, N460K dan R493Q.
Tjandra juga menyebut India sebagai negara yang pertama kali melaporkan kasus varian BA.2.75 ini mengatakan bahwa atas data sementara, peningkatan kasus yang terjadi di negaranya bersifat eksponensial.
ADVERTISEMENT
“Di India yang kita kenal sebagai negara yang pertama kali melaporkan varian Delta BA.2.75 menyebar dengan cukup cepat. Pakar dari Mayo Clinic menyatakan bahwa peningkatan kasus di India akibat BA.2.75 ini nampaknya bersifat eksponensial, walau memang masih harus menunggu data-data lain dalam minggu-minggu mendatang,” ujar Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.
Sementara itu Tjandra juga menyebut bahwa peneliti dari Arkansas State University juga juga mengkhawatirkan penyebaran BA.2.75 di India yang menurutnya sekarang sudah lebih cepat dibanding varian BA.5 di sana.
Kendati data mengenai varian Centaurus ini belum banyak dan perlu diteliti lebih lanjut, varian ini tetap harus diwaspadai.
“Memang sejauh ini belum ada kepastian tentang pola penularan dan berat ringannya dampak BA.2.75 yang oleh sebagian pihak disebut sebagai “centaurus”, tentu bukan nama resmi dari WHO,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
BA.2.75 yang pertama kali dilaporkan dari India pada awal Juni 2022 kini telah menginfeksi setidaknya 15 negara, di antaranya Jerman, Inggris, Kanada, Jepang, Selandia Baru, Amerika Serikat, Australia, negara tetangga yaitu Singapura, dan Indonesia.