Lebih dari 1.000 Tentara Korut Tewas dalam Pertempuran di Ukraina

23 Januari 2025 17:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Personel militer dari korps medis Tentara Rakyat Korea menghadiri peluncuran kampanye untuk meningkatkan pasokan obat-obatan, di tengah pandemi COVID-19, di Pyongyang, Korea Utara, Selasa (17/5/2022). Foto: KNCA/via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Personel militer dari korps medis Tentara Rakyat Korea menghadiri peluncuran kampanye untuk meningkatkan pasokan obat-obatan, di tengah pandemi COVID-19, di Pyongyang, Korea Utara, Selasa (17/5/2022). Foto: KNCA/via Reuters
ADVERTISEMENT
Pejabat di Barat mengungkapkan 40% tentara Korea Utara yang bertarung di wilayah barat Kursk, Ukraina, menjadi korban hanya dalam 3 bulan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari BBC, Kamis (23/1), pejabat yang tidak mau namanya diungkapkan itu mengatakan diperkirakan ada 11.000 tentara yang dikirim dari Korut dan 4.000 di antaranya menjadi korban pertempuran.
4.000 tentara itu mencakup mereka yang tewas, terluka, hilang atau ditangkap. Dari 4.000, pejabat mengatakan sekitar 1.000 orang diyakini telah tewas sekitar pertengahan Januari 2025.
Rudal ditampilkan selama parade militer untuk memperingati 75 tahun berdirinya tentara Korea Utara, di Lapangan Kim Il Sung di Pyongyang, Korea Utara, Rabu (8/2/2023). Foto: KCNA via REUTERS
Jika memang terkonfirmasi, kerugian ini tidak dapat ditanggung oleh Korut. Namun, tidak jelas di mana dan kapan yang terluka dirawat dan sampai sejauh mana mereka akan digantikan.
Namun, angka tersebut menunjukkan biaya yang sangat tinggi yang dikeluarkan sekutu Presiden Vladimir Putin, Kim Jong-un, saat dia berupaya membantu mengusir pasukan Ukraina dari Rusia menjelang negosiasi gencatan senjata tahun ini.
Tim penyelamat berusaha menyelamatkan korban dari bangunan yang rusak berat akibat serangan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Zaporizhzhia, Ukraina 6 Oktober 2022. Foto: Reuters
Ukraina melancarkan serangan kilat ke wilayah Kursk, Rusia, pada Agustus 2024, membuat penjaga perbatasan Rusia terkejut.
ADVERTISEMENT
Pemerintah di Kiev menegaskan saat itu tidak berniat mempertahankan wilayah yang direbut, hanya untuk menggunakannya sebagai alat tawar menawar dalam perundingan di masa depan.
Kemenangan awal Ukraina di Kursk sejak itu terus dipukul mundur, sebagian karena kedatangan pasukan bantuan dari Korut pada Oktober 2024.
Namun, pasukan Ukraina tetap mempertahankan wilayah Rusia dalam jarak beberapa kilometer dan menimbulkan kerugian besar bagi musuhnya.
Howitzer self-propelled Ukraina 2s1 dari 80 brigade Serangan Udara menembak ke arah pasukan Rusia di garis depan dekat Bakhmut, Ukraina, Jumat, 10 Maret 2023. Foto: Evgeniy Maloletka/AP Photo
Pasukan Korut yang dilaporkan dari unit elite yang disebut Storm Corps itu telah diterjunkan ke medan pertempuran dengan pelatihan maupun perlindungan yang sedikit.
“Mereka adalah pasukan yang hampir tidak terlatih oleh pasukan Rusia yang tidak mereka pahami,” kata komandan tank militer Inggris, Kolonel Hamish de Bretton-Gordon.
“Mereka tidak memiliki kesempatan. Mereka dilempar ke dalam penggiling daging dengan kesempatan selamat yang kecil. Mereka adalah umpan meriam, dan pasukan Rusia kurang peduli dengan mereka dari pada mereka mempedulikan anak buah sendiri,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Laporan yang dikaitkan dengan intelijen Korsel mengatakan, pasukan Korut tidak siap menghadapi realitas peperangan modern, dan sepertinya sangat rentan menjadi target pesawat nirawak Ukraina First-Person-View (FPV), sebuah senjata yang menjadi bagian yang tidak asing dalam pertempuran di wilayah Donbas di selatan Ukraina selama beberapa tahun terakhir.
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Vostochny Cosmodrome di wilayah Amur timur jauh, Rusia, Rabu (13/9/2023). Foto: Sputnik/Mikhail Metzel/Kremlin/Reuters
Terlepas dari itu semua, komandan militer tertinggi Ukraina Gen Oleksandr Syrskyi memperingatkan awal minggu ini bahwa pasukan Korut menimbulkan masalah yang signifikan bagi pasukan Ukraina di garis depan.
“Mereka ada banyak. Ada tambahan 11.000-12.000 tentara yang sangat termotivasi dan sangat siap tempur yang sedang melakukan operasi ofensif. Mereka beroperasi berdasarkan taktik Soviet. Mereka bergerak dalam peleton dan kompi. Mereka mengandalkan jumlah mereka,” katanya kepada media Ukraina.
ADVERTISEMENT