Lebih dari 1.000 Warga Sipil Tewas dalam Serangan di Ghouta

11 Maret 2018 3:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Serangan jet Suriah di Ghouta (Foto: AFP/Abdulmonam Eassa)
zoom-in-whitePerbesar
Serangan jet Suriah di Ghouta (Foto: AFP/Abdulmonam Eassa)
ADVERTISEMENT
Kedamaian seolah tak mungkin lagi hadir di Ghouta, Suriah. Sejak rezim Suriah melancarkan serangan pada Minggu (18/2), tercatat ada lebih dari 1.000 warga sipil yang terbunuh oleh serangan brutal yang dipimpin Presiden Bashar Al-Ashad.
ADVERTISEMENT
"Jumlah korban tewas telah mencapai 1.002 warga sipil, setelah delapan orang tewas hari ini di Harasta dan Arbin," kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (10/3)
Pada Sabtu (10/3) tampak petugas penyelamat menarik 17 mayat dari bawah reruntuhan bangunan yang hancur di Douma. Douma sendiri merupakan pusat kota terbesar di Ghouta Timur Suriah,
Yang lebih mengenaskan lagi, rezim Bashar al-Assad dilaporkan menggunakan senjata kimia terlarang dalam sejumlah serangan. Kabar itu datang dari Kementerian Kesehatan Pemerintah Sementara Suriah, lembaga medis dari kubu pejuang oposisi, yang menyebut adanya bau klorin usai terjadinya ledakan besar di distrik al-Shayfouniya
Hingga saat ini, pasukan pemerintah dan milisi sekutu telah merebut kembali setengah dari wilayah yang terkepung tersebut. Bagi rezim Bashar Al-Ashad, serangan itu dilakukan demi melenyapkan oposisi yang dianggap menganggu pemerintahannya. Ghouta Timur sendiri tercatat dikuasai oleh beberapa kelompok oposisi seperti militan Tentara Islam, kelompok Failaq al-Rahman, serta kelompok Ahrar al-Sham.
Korban Pengeboman di Wilayah Ghouta (Foto: AFP PHOTO / Hamza Al-Ajweh)
zoom-in-whitePerbesar
Korban Pengeboman di Wilayah Ghouta (Foto: AFP PHOTO / Hamza Al-Ajweh)
Sementara itu, Komisioner Tinggi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Zeid Ra'ad Al Hussein, menuduh rezim Suriah telah menciptakan kiamat di Ghouta Timur. Menurutnya, pemerintah Suriah seperti tidak sadar telah menciptakan mimpi buruk bagi warganya.
ADVERTISEMENT
"Bulan ini di Ghouta Timur yang seperti disampaikan oleh Sekretaris Jenderal 'seperti neraka dunia', pada satu atau dua bulan mendatang akan menghadapi kiamat," ucap Zeid, Al Hussein, seperti dikutip dari AFP, Selasa (7/3).