Lebih dari 2 Ribu Sipir Penjara di New York Dipecat karena Mogok Kerja

Pengunjung mendengarkan tur audio mandiri di rumah sel utama saat Pulau Alcatraz dan bekas penjara dibuka kembali di Teluk San Francisco, California, AS. Foto: Brittany Hosea-Small/REUTERS

New York memecat lebih dari 2 ribu sipir penjara, Senin (10/3), karena tidak kembali bekerja setelah aksi mogok kerja yang berlangsung selama berminggu-minggu. Mogok tersebut melumpuhkan sistem pemasyarakatan di sana.

"Setelah 22 hari aksi mogok kerja, gubernur dan saya dengan senang hati melaporkan aksi mogok kerja telah berakhir," kata Komisioner Daniel Martuscello dalam jumpa pers virtual, dikutip dari AP.

Negara bagian dan serikat sipir membuat kesepakatan baru untuk mengakhiri aksi mogok kerja akhir pekan ini, namun kesepakatan itu bergantung pada 85% staf yang kembali bekerja pada Senin pagi. Meski jumlah yang kembali bekerja tidak mencapai target 85%, Martuscello mengatakan negara bagian akan menghormati kesepakatan lembur dan beberapa ketentuan lainnya.

Ia mengatakan, Garda Nasional akan tetap berada di penjara sebagai pendukung, sementara kementerian melakukan kampanye perekrutan yang agresif untuk menarik pekerja tambahan. Sekitar 10 ribu staf keamanan tersedia untuk bekerja di penjara di seluruh negara bagian, turun dari sekitar 13.500 sebelum aksi mogok kerja.

"Surat pemutusan hubungan kerja telah dikirim kepada lebih dari 2 ribu sipir yang tetap mogok kerja. Petugas dan sersan yang tidak memiliki cuti medis yang disetujui dan tidak kembali bekerja pagi ini, batas waktu pukul 6.45, telah diberhentikan secara efektif segera," ungkapnya.

Email yang meminta komentar telah dikirim ke serikat sipir, Asosiasi Petugas Pemasyarakatan & Polisi Negara Bagian New York.

Para penjaga yang marah atas kondisi kerja mulai melakukan aksi mogok kerja pada 17 Februari di banyak penjara negara bagian. Gubernur Kathy Hochul pun terpaksa mengirim pasukan Garda Nasional untuk mempertahankan operasi di penjara. Narapidana mengeluh tentang memburuknya kondisi di balik jeruji besi sejak aksi mogok kerja.

Aksi mogok kerja itu melanggar undang-undang kerja negara bagian yang melarang mogok kerja oleh sebagian pegawai negeri dan tidak disetujui serikat pekerja. 2 kesepakatan sebelumnya yang bertujuan mengakhiri aksi mogok kerja gagal membujuk mereka untuk kembali bekerja guna mengakhiri krisis

Seperti kesepakatan lainnya, kesepakatan ini membahas keluhan utama para sipir yang mogok kerja dengan penangguhan selama 90 hari atas ketentuan undang-undang negara bagian yang membatasi penggunaan kurungan isolasi.

Para sipir akan bekerja selama 12 jam dan Departemen Pemasyarakatan dan Pengawasan Masyarakat negara bagian tidak akan mendisiplinkan sipir yang berpartisipasi dalam mogok kerja jika mereka kembali sebelum batas waktu hari Senin.

Banyak narapidana telah meninggal sejak mogok kerja dimulai, meski tidak jelas apakah kondisi penjara yang terkait dengan pemogokan berperan dalam kematian tersebut.

Jaksa Wilayah Onondaga County William Fitzpatrick sedang menyelidiki kematian Messiah Nantwi di Fasilitas Pemasyarakatan Mid-State pada tanggal 1 Maret.

Pihak berwenang menolak memberikan keterangan lebih lanjut, namun dokumen pengadilan yang diajukan oleh Kejaksaan Agung menyatakan ada alasan yang cukup untuk percaya bahwa 9 petugas pemasyarakatan menyebabkan atau dapat terlibat dalam kematiannya. 15 staf diberi cuti setelah kematian Nantwi.

Ini adalah penyelidikan kriminal kedua atas kematian narapidana penjara negara bagian dalam beberapa bulan terakhir. 6 penjaga didakwa atas pembunuhan bulan lalu atas kematian Robert Brooks pada Desember, yang ditahan di Fasilitas Pemasyarakatan Marcy, di seberang jalan dari penjara Mid-State.