Lebih Dekat dengan Tatung, Atraksi Kekebalan dari Singkawang, Kalimantan Barat

16 Februari 2020 22:27 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atraksi tatung di Perayaan Cap Go Meh bertema Little Singkawang di Trade Mall Seasons City, Jakarta Barat. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Atraksi tatung di Perayaan Cap Go Meh bertema Little Singkawang di Trade Mall Seasons City, Jakarta Barat. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
ADVERTISEMENT
Perayaan Cap Go Meh 2571 bertema ‘Little Singkawang’ di Trade Mall (TM) Seasons City, Tambora, Jakarta Barat, pada Minggu (16/2) menghadirkan beragam atraksi. Salah satu atraksi yang ditampilkan adalah parade 200 Tatung khas Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar).
ADVERTISEMENT
“Dalam acara ini, sebanyak 200 tatung hadir. Mereka itu ada yang dari Singkawang, ada juga yang udah memang tinggal di Jakarta,” ungkap Ketua Pendiri Cap Go Meh Seasons City, TJ Jollyman kepada kumparan, di lokasi.
Pertunjukan tatung, apa lagi Tatung dalam jumlah banyak, tergolong pemandangan langka di Jakarta. Tidak di setiap Cap Go Meh ada tatung. Pasalnya, Tatung adalah produk tradisi khas Singkawang, yang dilakoni oleh masyarakat Singkawang, atau perantau dari daerah tersebut.
Penampilan tatung di TM Seasons City menarik minat para pengunjung. Banyak pengunjung mal antusias menyaksikan atraksi tatung yang sekilas mirip dengan debus.
Seorang tatung beratraksi di acara perayaan Cap Go Meh di Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (8/2). Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Lantas, Apa dan Bagaimana Seorang Tatung?
Tatung secara bahasa adalah istilah untuk orang yang kerasukan roh. Saat dimasuki roh, seorang Tatung tak sadarkan diri. Karena dimasuki roh itulah, Tatung menjadi kebal. Pedang, parang maupun tombak tak lagi bisa melukai tubuh si Tatung.
ADVERTISEMENT
Masyarakat secara umum mengenal Tatung sebagai orang yang kebal dari benda tajam. Namun sebenarnya Tatung adalah lebih dari itu. Tatung adalah jalan hidup, yang tidak semua orang bisa menjalankannya.
Salah seorang pemain Tatung yang kumparan temui, Tomy, mengatakan bahwa Tatung adalah orang-orang yang dengan keistimewaannya bisa memanggil roh-roh. Orang yang bisa menjadi tatung bukan sembarang orang, melainkan orang-orang tertentu yang memilki ‘garis Tatung’ di tangannya.
Atraksi tatung di Perayaan Cap Go Meh bertema Little Singkawang di Trade Mall Seasons City, Jakarta Barat. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
“Tatung itu dia ada sendirinya pada diri seseorang. Jadi tidak semuanya bisa tatung. Biasanya, itu bawaan tulang (istilah lain: bawaan lahir-red),” ungkap Tomy kepada kumparan.
Tomy menerangkan, orang yang memiliki kemampuan jadi tatung itu kebanyakan tergantung turunan (keturunan tatung atau tidak). Namun, tatung juga bisa menjadi melalui latihan, dengan catatan seseorang tersebut memang bisa cocok dengan roh-roh.
ADVERTISEMENT
Biasanya, kata Tomy, orang yang menjadi Tatung dilatih dan dibimbing oleh gurunya yang juga seorang Tatung. Lewat bimbingan guru itu, seseorang yang bukan tatung bawaan lahir bisa berlatih memanggil roh dan menjadi tatung. Sedangkan untuk seseorang yang merupakan tatung dari lahir, keberadaan seorang guru guna membantu melatih agar seseorang tersebut bisa mengendalikan diri dengan baik saat menjadi tatung.
Atraksi tatung di Perayaan Cap Go Meh bertema Little Singkawang di Trade Mall Seasons City, Jakarta Barat. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
Saat menjadi Tatung, kata Tomy, seseorang kehilangan separuh kesadarannya. Ia kehilangan rasa takut, dan sebaliknya, menjadi sangat bersemangat dan merasa kuat.
“Rasanya bersemangat, energik aja begitu,” ujar Tomy yang merupakan keturunan Tatung dari Kalbar ini.
Meski separuh tak sadar, menurut Tomy, seorang Tatung sepenuhnya bisa mengendalikan diri. Maka itu, Tatung dalam setiap atraksinya hanya bermain-main dengan tubuhnya dan sama sekali tidak terdorong untuk menyerang ataupun melukai orang lain di sekelilingnya.
ADVERTISEMENT
“Karena roh yang masuk itu bukan setan, tapi guru, orang ada yang nyebutnya dewa, menurutku guru yang sudah meninggal dunia, dia masuk ke tubuh memberi kekuatan, juga mengontrol perbuatan kita,” tutur Tomy.
Seorang tatung beratraksi di acara perayaan Cap Go Meh di Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (8/2). Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Bahkan, Tatung masih bisa mengenali seseorang atau berkomunikasi dengan orang-orang lain di sekitarnya.
“Kita bisa mengenali, cuma ya itu, kalau untuk bicara rasanya tubuh agak kaku aja,” cerita Tomy.
Untuk melakukan atraksi Tatung, seseorang biasanya menjalankan bermacam ‘laku’ terlebih dahulu, misalnya puasa memakan daging selama 3-7 hari. Setiap orang, kata Tomy, menjalankan laku berbeda-beda sebelum atraksi tatung, tergantung guru yang membimbingnya. Saat atraksi pun, seseorang juga menunjukkan ekspresi atau laku yang beragam tergantung sifat roh yang memasukinya.
“Ada yang minum arak, ada yang minum ciu, macam-macam, ada yang nggak minum apa-apa, ada yang baca mantra, tergantung roh yang masuk,” kata Tomy.
Seorang tatung (dukun Tionghoa yang kerasukan arwah leluhur) beratraksi saat mengikuti pawai perayaan Cap Go Meh di Kota Singkawang, Sabtu (8/2). Foto: ANTARA FOTO/HS Putra
Tatung biasa tampil dengan kostum adat Dayak, tato tradisional Dayak dan pernak-pernik lainnya. Tomy menyebut hal itu karena dengan itulah roh-roh guru-guru Dayak dipanggil.
ADVERTISEMENT
“Jadi sesuai kostum. Kita memanggil roh leluhur dayak, tentu pakai pakaian dia,” ujarnya.
Tomy bertutur, seorang Tatung sejatinya sudah menyadari kemampuannya sedari kecil. Tomy sendiri sudah mulai melakukan atraksi Tatung sejak usia 13 tahun. Ia mengaku mewarisi ‘garis Tatung’ dari neneknya yang seorang Dayak.
Tomy menuturkan, Tatung berasal dari Kalbar, dan dibawa menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, salah-satunya di Bangka Belitung. Spesifik, tatung adalah produk tradisi orang tionghoa-dayak di Kalbar. Tradisi itu sendiri dibawa dari wilayah Yunan, RRT.
Tomy, salah seorang tatung yang berasal dari Kalimantan Barat. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
Tak Sekadar Kebal
Kekebalan adalah salah satu wujud Tatung. Lebih dari kebal, Tatung adalah orang pandai, yang bisa membaca keberuntungan orang, membuka jalan nasib baik, hingga mengobati orang sakit.
Tomy, sebagai Tatung, melakoni hidupnya sebagai tatung yang seperti itu. Meski sehari-hari bekerja sebagai pengelola toko, Tomy rutin membuka pengobatan di rumahnya setiap satu kali seminggu.
ADVERTISEMENT
“Malam Jumat, biasanya, melakukan pengobatan. Ada yang datang sakit ini, apa, kita resepkan obatnya, obat-obat alami,” ujar Tomy yang berumah di Poris Plawad, Tangerang ini.
“Tatung itu ya, jadi memanggil roh-roh untuk melakukan suatu pekerjaan. Bisa membuka aura jodoh, misalnya, atau ada orang yang namanya gak cocok lalu kita beri nama yang sesuai dengan dirinya. Atau dagang gak bagus, kita lihat apa yang mengganjal padanya,” tutur Tomy panjang lebar.
Atraksi tatung di Perayaan Cap Go Meh bertema Little Singkawang di Trade Mall Seasons City, Jakarta Barat. Foto: Dok. TM Seasons City.
Menurut Tomy, saat ini orang-orang yang bisa tatung tersebar di berbagai daerah. Mereka ini berasal dari Singkawang, Kalbar. Mereka satu sama lainnya rajin merawat silaturahmi dengan berkomunikasi.
Biasanya, momen berkumpul dan melakukan atraksi tatung bagi para empunya yaitu di saat perayaan besar Tionghoa, seperti Cap Go Meh.
ADVERTISEMENT
“Kayak sekarang, kita kan tahu tu siapa yang bisa tatung, kita hubungi kita undang ke Jakarta,” ucapnya.