Lebih Jauh Tentang Hutan Lindung di Banyuwangi yang Disakralkan Penduduk

7 September 2021 11:59 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kawasan hutan lindung di Banyuwangi, tempat ditemukannya kerangka manusia berselimut sarung. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kawasan hutan lindung di Banyuwangi, tempat ditemukannya kerangka manusia berselimut sarung. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kerangka manusia berselimut sarung yang ditemukan di hutan lindung Perhutani wilayah Banyuwangi Barat telah dievakuasi pada Minggu (5/9).
ADVERTISEMENT
Kerangka manusia itu kini sedang diidentifikasi identitasnya. Kerangka itu dibawa ke kamar jenazah RSUD Blambangan Banyuwangi.
Ada cerita berbalut mistis saat Tim SAR melakukan evakuasi kerangka manusia tersebut. Cerita itu dialami sendiri oleh tim ketika hendak mengevakuasi kerangka manusia itu dari titik ditemukan keluar dari hutan.
Selain putusnya komunikasi yang mengakibatkan tim evakuasi tersesat, mereka juga mendengar suara jeritan perempuan pada saat malam hari di dalam hutan belantara.
Namun sekadar informasi, bagi masyarakat sekitar, hutan lindung yang berada di lereng Gunung Merapi Ungup-Ungup tersebut selama ini terkenal angker.
Bahkan, beberapa orang dinyatakan hilang di hutan yang membentang dari kecamatan Licin hingga Kecamatan Kalipuro tersebut.
Kawasan hutan lindung di Banyuwangi, tempat ditemukannya kerangka manusia berselimut sarung. Foto: Dok. Istimewa
Beberapa di antaranya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Sementara lainnya, sampai detik ini belum ditemukan keberadaannya.
ADVERTISEMENT
Cerita soal keangkeran hutan itu membawa hikmah. Hutan lindung itu tak terjamah dari tangan jahil pembabat hutan.
“Dulu memang ada, tahun 2004 ada warga Bulusari yang hilang dan ditemukan meninggal. Kemudian juga beberapa kali ada orang hilang di hutan tapi bukan warga Bulusari. Saya tidak kenal orangnya. Itu hilang di sebelah utara, masuk Winangun (Avdeling Joyobinangun Perkebunan Kaliklatak). Dekat dengan perbatasan hutan,” kata Asnam, Kepala Dusun Plampang, Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro, Senin (6/9).
Asnam mengatakan, berdasarkan cerita warga di pinggir hutan memang ada sejumlah tempat berdasarkan kearifan lokal yang dikenal ‘wingit’ atau disakralkan masyarakat. Salah satunya ialah hutan di sekitar Gunung Papak.
“Namanya hutan, percaya atau tidak ada tempat tertentu yang katanya angker. Tapi warga sini juga banyak yang buka pesanggengan (membuka lahan) di sana untuk pertanian,” ungkapnya.
Kawasan hutan lindung di Banyuwangi, tempat ditemukannya kerangka manusia berselimut sarung. Foto: Dok. Istimewa
“Di dalam (hutan) memang katanya ada titik-titik yang wingit. Tapi wingitnya tidak jahat. Itu di sekitar Gunung Papak. Kata orang sini ‘Salempet’ (berputar-putar di jalan yang sama). Tersesat lah istilahnya, tidak nemu jalan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, di puncak Gunung Papak, juga terdapat dua makam yang dikramatkan. Konon, makam tersebut merupakan makam seorang ulama pada zaman dahulu.
“Itu makam siapa, saya tidak tahu. Saya tanya mulai dulu kepada orang yang sering berada di kawasan sana juga tidak tahu. Tapi kata orang sini itu makam kramat. Makam orang muslim zaman dulu, mungkin yang menyebarkan Islam di sini. Lokasinya di tengah hutan, di puncak Gunung Papak,” ujar dia.
Hal senada juga dikisahkan Hadi Sucipto, Tokoh Masyarakat Kecamatan Kalipuro.
“Ia memang di sana (Gunung Papak) terkenal angker. Kata orang sana ada ‘bhujuk’ atau makam misterius yang dikramatkan,” kata Sucipto.
Ia juga membenarkan adanya mitos ‘Salempet’ bagi orang-orang yang masuk ke kawasan hutan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Jadi orang yang masuk ke sana itu bisa tersesat. Mutar-mutar di jalan yang sama dan tidak bisa keluar hutan. Banyak kejadiannya, orang sana kan banyak yang merumput untuk hewan ternaknya. Itu nggak bisa keluar beberapa waktu,” ceritanya.
Oleh sebab itulah, banyak warga setempat saat masuk ke kawasan hutan membuat tanda baik dengan memberi tanda di pepohonan, maupun dengan menaruh ranting sepanjang perjalanan. “Saya sendiri kalau masuk hutan seperti itu. 10 meter saya kasih tanda, dan seterusnya,” kata Sucipto.
“Sebab, kalau sudah masuk situ, semuanya nampak sama. Baik aliran sungai, pohon dan lain sebagainya. Kalau tidak dikasih tanda, ya alamat nggak bisa keluar hutan,” tegasnya.
Terkait penemuan kerangka manusia di tengah hutan tersebut, Sucipto menduga jenazah tersebut merupakan jenazah nenek tua yang hilang pada Tahun 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
“Kalau tidak salah Tahun 2020 lalu ada nenek yang mencari pakis (tanaman paku) hilang di kawasan perkebunan Kaliklatak. Saya curiga nenek tersebut tersesat hingga masuk ke dalam hutan belantara itu. Sebab sampai sekarang dia belum ditemukan keberadaannya,” kata Sucipto.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Kalipuro, Iptu Hadi Waluyo membenarkan selama satu tahun terakhir memang ada laporan warga yang kehilangan anggota keluarganya. Mereka diduga hilang di kawasan hutan tersebut.
“Data pastinya saya kurang tahu, karena saya baru jabat satu tahunan. Hampir setiap tahun ada laporan orang hilang. Selama saya jabat ini saja sudah dua laporan yang masuk,” kata Hadi.
“Untuk tahun ini ada satu laporan, yakni dua bulan yang lalu ada ada warga yang kehilangan orang tuanya. Namun dicek ternyata kerangka tersebut bukan keluarganya. Tahun 2020 lalu juga ada nenek yang hilang saat mencari pakis di perkebunan, dekat perbatasan hutan,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sekadar informasi, kejadian orang hilang di kawasan hutan Kalipuro tidak hanya terjadi kali ini saja.
Pada Bulan Februari 2021, santer kabar seorang pria bernama Nurul Mahrus hilang di kawasan hutan tersebut saat mencari tanaman porang.
Pria tersebut berhasil ditemukan selamat setelah 4 hari pencarian. Namun, dalam kisahnya, pria tersebut mengalami peristiwa mistis seperti bertemu dengan sosok misterius di tengah hutan hingga tidur dengan dua ekor harimau.
Kemudian, pada Juni 2020 seorang nenek bernama Roka'iyah (67) juga dikabarkan hilang di perbatasan perkebunan Kaliklatak dan hutan. Bahkan sampai saat ini belum ada kabar lagi tentang nenek pencari tumbuhan pakis itu.
Sebelumnya lagi pada Desember 2019, warga bernama Nasriadi juga lenyap di hutan Kalipuro. Dia hilang di sekitar hutan Gunung Remuk. Dan akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
ADVERTISEMENT