Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
Ledakan Besar di Latakia Suriah Tewaskan 16 Orang, Termasuk 5 Anak
16 Maret 2025 17:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Sebuah ledakan besar menghancurkan bangunan empat lantai di Latakia, Suriah, pada Sabtu (15/3). Insiden itu menewaskan sedikitnya 16 orang, termasuk lima anak-anak.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan pertahanan sipil setempat, ledakan itu diduga berasal dari bom lama yang tengah ditangani seorang pedagang barang bekas.
Tim penyelamat bekerja sepanjang malam, menarik korban dari bawah reruntuhan di lingkungan Al-Rimal, daerah padat penduduk di selatan Latakia. Sedikitnya 18 orang terluka.
Gambar dari kantor berita SANA menunjukkan asap tebal membubung dari lokasi kejadian.
Bongkahan beton dan puing-puing memenuhi jalan, menandai tempat bangunan itu sebelumnya berdiri.
Warga Latakia berusia 32 tahun, Ward Jammoul, mengaku mendengar suara ledakan keras.
“Bangunannya hancur total. Banyak orang datang untuk membantu mencari mereka yang masih terjebak,” katanya kepada AFP.
Menurut laporan, pedagang besi tua yang menangani amunisi tak meledak itu diduga mencoba mengambil kembali logamnya.
ADVERTISEMENT
Syrian Observatory for Human Rights, pemantau perang berbasis di Inggris, menyebut insiden ini sebagai “kecelakaan”.
Ancaman Bom Lama di Suriah
Ledakan ini kembali mengingatkan bahaya amunisi tak meledak yang tersisa dari perang saudara Suriah yang dimulai pada 2011.
Bulan lalu, organisasi kemanusiaan Humanity & Inclusion memperkirakan sekitar 100.000-300.000 amunisi masih aktif di seluruh negeri.
Peringatan 14 Tahun Pemberontakan Suriah
Insiden ini bertepatan dengan warga Suriah memperingati 14 tahun pemberontakan terhadap rezim Bashar al-Assad.
Konflik bermula dari demonstrasi damai pada 15 Maret 2011 yang kemudian berkembang menjadi perang saudara setelah aksi protes ditindak keras.
Peringatan tahun ini berlangsung di tengah perubahan politik besar.
Pada 8 Desember, kelompok pemberontak yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berhasil menggulingkan Assad.
Pemimpin HTS, Ahmed al-Sharaa, kini menjabat sebagai presiden sementara.
ADVERTISEMENT