Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Lempar Uang di Jembatan Sewo: Budaya, Tradisi atau Mata Pencaharian?
1 Juli 2017 11:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Budaya pungut uang di sekitar Jembatan Sewo yang dulu menjadi tradisi bagi setiap orang yang melewati jembatan di perbatasan Subang-Indramayu, Jawa Barat itu, kini dijadikan sebagai mata pencaharian bagi mereka yang tinggal di sekitar Sewo.
ADVERTISEMENT
Lihat saja sekarang, hampir 1 km sebelum masuk Sewo bahkan setelah Jembatan Sewo, banyak sekali warga yang menghadang.
Tak lain dan tak bukan untuk meminta lemparan recehan dari para pengendara baik sepeda motor maupun roda empat.
Tak ayal, hal ini membuat lalu lintas sekitar Jembatan Sewo macet. Terlebih jika arus mudik dan arus balik saat kendaraan membeludak, jejeran orang di pinggir jalan raya makin menumpuk, macet pun makin panjang.
Tak hanya anak-anak, bapak-bapak hingga ibu-ibu juga tak mau kalah. Masing-masing dari mereka cukup berbekal sapu panjang yang terbuat dari ranting pohon yang sudah kering. Sapu-sapu panjang itulah yang nantinya dipakai untuk 'mengorek' uang receh yang dilempar pengendara.
Terlepas dari tradisi dan mungkin budaya yang sudah melekat di penduduk sekitar, memungut uang receh di Jembatan Sewo saat ini dijadkan sebagai mata pencaharian warga sekitar, meskipun bukan yang utama.
ADVERTISEMENT
Pengakuan warga sekitar kepada kumparan (kumparan.com), beberapa hari lalu, hasil dari memungut recehan di Jembatan Sewo cukup lumayan.
Misalnya Aris (18), dia mengaku bisa mengantongi uang Rp 30 ribu hanya dalam waktu satu jam berdiri di pinggir jalan.
"Lumayan buat nambah uang jajan. Iseng-iseng, hehehehe," ucap dia.
Hal serupa juga dirasakan Rifki (19), dia juga mengaku dapat uang banyak dari mengais uang recehan di Jembatan Sewo. Dari pagi hingga sore, Rifki bisa mengantongi Rp 115 ribu.
"Pernah seharian dapat sekitar Rp 115 ribu," katanya.
Tak hanya mereka berdua, Agus (23) bahkan bisa sampai menyicil motor dari hasil mengais uang receh di Jembatan Sewo.
"Dikumpulin sampai bisa nyicil motor, beli motor, lumayan," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Mitos Buaya Putih
Alasan apa di balik tradisi melempar uang receh di Jembatan Sewo?
Konon, dahulu kala, ada siluman buaya putih yang menjadi penunggu sungai Sewo. Berdasarkan cerita warga sekitar, siluman buaya putih itu yang katanya menjadi biang keladi banyaknya kecelakaan di sekitar Jembatan Sewo.
Nah, untuk mencegah banyaknya kecelakaan, warga sekitar mempercayai tradisi lempar uang receh ke Jembatan Sewo yang terletak di Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat ini.
"Katanya di bawah Jembatan Sewo itu ada buaya putih. Lempar uang buat permisi-permisi," ucap warga sekitar bernama Iin.
Bahkan pernah terjadi tragedi beberapa tahun silam, sebuah bus terjun ke sungai dan menewaskan seluruh penumpang dan hanya satu anak kecil selamat.
ADVERTISEMENT
"Kalau enggak salah tahun 2011, itu ada bus jatuh, masuk sungai Sewo, semuanya meninggal, cuma ada satu yang selamat, anak kecil," ungkap Iin.
Melempar uang receh ini dijadikan sebagai ritual 'permisi' atau 'numpang lewat'. Namun kini, tradisi tersebut justru dijadikan sebagai mata pencaharian warga sekitar.