Lestarikan Kesenian Tradisional, Ganjar Muda Padjajaran Gelar Pawai Bebegig

5 Maret 2023 21:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gelaran pawai Bebegig yang digelar Ganjar Muda Padjajaran (GMP) di Desa/Kec. Sukamantri, Kab. Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Minggu (5/3/2023). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gelaran pawai Bebegig yang digelar Ganjar Muda Padjajaran (GMP) di Desa/Kec. Sukamantri, Kab. Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Minggu (5/3/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ganjar Muda Padjajaran (GMP) mengadakan pawai kesenian Bebegig yang ada di Desa/Kec. Sukamantri, Kab. Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Minggu (5/3/2023).
ADVERTISEMENT
Ketua Umum GMP, Rendra mengatakan kegiatan itu merupakan bagian dari pelestarian budaya lokal yang ada di Ciamis. Pawai ini bekerja sama dengan padepokan Brajagati yang pimpinannya bernama Medi Tarmedi.
"Bebegig ini harus kami angkat, banyak orang yang belum tau dari Sukamantri ini ada pertunjukkan Bebegig. Kalau di Ponorogo ada Reog, di Sukamantri kami punya yang namanya Bebegig," kata Rendra usai kegiatan.
Renda mengaku bersyukur karena pawai Bebegig ini disambut baik dan antusias oleh masyarakat. Menurutnya, kesenian ini sebagai hiburan rakyat, meningkatkan persatuan dan kesatuan serta memiliki manfaat lainnya.
"Ada 20 Bebegig yang keluar, kami arak-arakan pawai berjalan sepanjang 10 km, kami liat sama-sama ada ribuan orang keluar rumahnya karena melihat keramaian (Bebegig)," tegas Rendra.
ADVERTISEMENT
Menurut Rendra, pelestarian kesenian Bebegig ini merupakan warisan nenek moyang. Sehingga, Rendra menyatakan komitmennya untuk terus berkolaborasi dengan para seniman untuk melestarikan kesenian Bebegig. Sebab, selain melestarikan kesenian khas daerah, kesenian ini juga mampu meningkatkan nilai ekonomi kepada masyarakat.
"GMP ingin mengangkat kembali bahwa di Sukamantri punya kekayaan kebudayaan, yakni Bebegig," tegasnya.
Pawai itu diikuti oleh puluhan Bebegig yang bertopeng dengan karakter beda-beda, dengan wujudnya yang seram dan besar, serta untaian rambut ikal panjang. Bebegig itu dimainkan oleh anak muda hingga dewasa.
Kesenian Bebegig yang terbuat dari pohon Waregu dan pohon Kadaka. Foto: Dok. Istimewa
Bebegig terbuat dari bahan-bahan diantaranya, rambut dari pohon Waregu dan pohon Kadaka, bunga pohon rotan.
Kemudian Topeng dari kayu Albasiah, lalu pakaian dari injuk pohon kawung. Lalu dilengkapi dengan lonceng terbuat dari kayu pohon nangka, ditambah kerincing logam kuningan. Ada ribuan karakter topeng dalam kesenian Bebegig.
ADVERTISEMENT
Kesenian Bebegig biasanya ditampilkan pada saat memperingati Hari Kemerdekaan RI di tanggal 17 Agustus atau panggilan oleh peroarangan maupun kelompok.

Menjabarkan Ganjar dan Meng-Ganjarkan Jawa Barat

Nyanyian tentang Ganjar Pranowo yang dilantunkan para pengiring pawai Bebegig. Foto: Dok. Istimewa
Dalam pawai Bebegig itu ada juga musik pengiring yang dimainkan dengan alat musik angklung hingga dog-dog serta penyanyi. Dalam rangkaian pawai juga dilantunkan lagu tentang Ganjar Pranowo.
Menurut Rendra, lagu itu merupakan salah satu cara mensosialisasikan Ganjar Pranowo. Hal itu sesuai dengan visi-misi GMP untuk 'Menjabarkan Ganjar, dan Meng-Ganjarkan Jawa Barat.
"Sebagai cara GMP mensosialisasikan Pak Ganjar dengan asyik dan menyenangkan," pungkasnya.