Letupan Tembakan Terdengar di Beirut usai Gencatan Senjata Hizbullah-Israel

27 November 2024 13:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang wanita melambaikan bendera Lebanon dan Palestina saat ia menyapa orang-orang di kota Sidon, Lebanon selatan, pada 27 November 2024. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang wanita melambaikan bendera Lebanon dan Palestina saat ia menyapa orang-orang di kota Sidon, Lebanon selatan, pada 27 November 2024. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah terwujud di Lebanon. Penghentian pertempuran itu dimulai pada Rabu (27/11), pukul 4 pagi waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Pengumuman gencatan senjata disampaikan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Selasa (26/12). Bersama Prancis, AS merupakan mediator negosiasi gencatan senjata.
Selang pengumuman gencatan senjata, suara tembakan terdengar di ibu kota Lebanon, Beirut. Belum jelas apakah suara itu adalah bunyi perayaan atau pertempuran terbaru.
Kendaraan melambaikan bendera Hizbullah saat mereka berparade di pinggiran selatan Beirut pada 27 November 2024. Foto: AFP
Biasanya suara tembakan juga digunakan warga Beirut memberi tahu ada yang tertinggal saat evakuasi.
Adapun antrean mobil menuju selatan Lebanon, yang menjadi zona tempur, mulai pula terlihat sejak Rabu pagi ini.
Sementara itu, lewat keterangan di Gedung Putih, Biden mengatakan, dirinya sudah berbicara dengan PM Israel Benjamin Netanyahu dan Plt PM Lebanon Najib Makati perihal kesepakatan gencatan senjata.
“Ini ditujukan untuk penghentian pertempuran secara permanen,” kata Biden seperti dikutip dari Reuters.
Plt Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati Foto: REUTERS
“Apa yang tertinggal dari Hizbullah dan organisasi teroris lainnya tidak akan diizinkan mengancam keamanan Israel,” sambung Biden.
ADVERTISEMENT
Biden menambahkan, dalam 60 hari ke depan pasukan Israel akan mundur secara perlahan dari zona tempur. Saat bersamaan Militer Lebanon akan dikerahkan ke perbatasan demi memastikan keamanan warga sipil.
“Warga sipil dari kedua pihak sesegera mungkin akan kembali ke komunitasnya,” tegas Biden.