Libur Natal, Ganjar Pulang Kampung ke Tawangmangu, Jateng

25 Desember 2023 18:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo memanfaatkan sela-sela libur kampanye dengan pulang kampung ke kediamannya di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (25/12/2023). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo memanfaatkan sela-sela libur kampanye dengan pulang kampung ke kediamannya di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (25/12/2023). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, memanfaatkan libur Natal tahun ini untuk pulang kampung ke rumah masa kecilnya di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (25/12).
ADVERTISEMENT
Usai melaksanakan kampanye di Solo, Karanganyar, hingga Sragen pada Minggu (24/12) kemarin, Ganjar memilih menggunakan waktu libur Natal ini dengan beristirahat.
"Hari ini libur Natal, saya mau mengucapkan Selamat Natal bagi yang merayakan. Natal kita libur, kita istirahat di sini," ujar Ganjar di rumah masa kecilnya itu, Senin (25/12).
Ganjar menjelaskan, orang tuanya mengontrak rumah itu saat ia masih kecil. Namun kemudian rumah tersebut dibeli.
"Saya katanya lahir di sini, saya lahir di rumah ini sampai kira-kira kelas lima SD. Tapi, dulu ini rumah kontrakan. Terus bapak ibu menabung untuk beli rumah, pindahnya kira-kira dari sini mungkin sekitar 200 meter," katanya.
Salah satu bagian rumah masa kecil capres Ganjar Pranowo di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (25/12/2023). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
"Akhirnya setelah dewasa, kita beli [rumah] ini," pungkasnya sambil menunjuk rumah yang didominasi warna putih dan cokelat itu.
ADVERTISEMENT
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu juga mengenang masa kecilnya saat tinggal di rumah tersebut.
Dulu, kata Ganjar, banyak teman sebaya yang sama-sama bermain dengan dirinya. Salah satu hal yang diingat Ganjar adalah ketika temannya selalu memberi uang jajan saat masa sekolah hingga kemudian dianggap sebagai saudaranya.
"Namanya Dowi, dulu sebangku dari waktu saya masih kecil. Bapaknya polisi, ibunya jualan di pasar, jadi tiap hari karena saya enggak pernah bawa uang saku dari ibu, saya suka dikasih," kenangnya.
"Itu uang jajan, hampir tiap hari saya dikasih. Dan kelak kemudian dia jadi saudara saya," jelasnya.