Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Lima tahun berlalu, tapi buaya ini tetap berkalung ban. Buaya berkalung ban ini sesekali menampakkan diri di sungai di Palu, Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Buaya ini terlihat pertama kali berkalung ban pada 20 September 2016 di Palu. Diduga kalung ban yang menjerat lehernya adalah ban motor bekas yang dibuang sembarangan.
Setelah kemunculannya yang perdana, buaya itu pergi, lalu terlihat lagi beberapa kali, dengan ban yang masih mengalungi lehernya. Satwa liar yang dilindungi ini memiliki panjang 4 meter.
Hingga tahun berganti, buaya itu muncul dan pergi di sungai di Palu, dengan ban masih terpasang di lehernya.
Upaya melepaskan ban itu sudah dilakukan beberapa kali, tapi belum membuahkan hasil.
Upaya setahun terakhir, antara lain pada Januari 2020, BKSDA Sulawesi Tengah menggelar sayembara memberi imbalan bagi siapa saja yang bisa melepaskan lilitan ban di bagian tubuh buaya tersebut.
Pada Februari 2020, tim khusus penyelamat buaya dari Jakarta yang dikerahkan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tiba di Palu.
ADVERTISEMENT
Pada bulan yang sama, ahli buaya dari Australia yang juga presenter National Geographic Wild, Matthew Nicolas Wright atau Matt Wright, ikut turun tangan dalam operasi penyelamatan buaya berkalung ban di Palu.
Tapi semua upaya ini berakhir buntu. Buaya tidak muncul sehingga upaya melepaskan kalung ban pun tak terlaksana.
Pada Minggu, 11 April 2021, Antara melaporkan buaya ini menampakkan diri di Sungai di Palu, dengan ban bekas yang masih melingkar di lehernya.