LIPI Beri Sarwono Award untuk Pakar Fisika Nuklir dan Partikel dari UI

22 Agustus 2019 4:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof. Terry Mart Foto: ristekdikti.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Prof. Terry Mart Foto: ristekdikti.go.id
ADVERTISEMENT
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memberikan penghargaan Sarwono Award XVIII terhadap Pakar Fisika Nuklir dan Partikel, Profesor Terry Mart. Penghargaan ini diberikan karena sosok Terry dianggap memiliki dedikasi yang tinggi dan konsisten dalam bidang ilmu dan pemikirannya, khususnya dalam Fisika Partikel Kaon.
ADVERTISEMENT
“Kerja ilmiah Prof. Terry dimulai dari tahun 1987 ketika beliau menyusun skripsi sarjana. Model produksi partikel Kaon miliknya telah menjadi acuan peneliti yang menekuni bidang tersebut di seluruh dunia,” terang Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko dalam keterangannya.
Kegiatan ini telah berlangsung sejak tahun 2001 (untuk Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture) dan 2002 (untuk LIPI Sarwono Award). Kedua kegiatan ini merupakan salah satu bentuk penghargaan LIPI terhadap prestasi ilmiah dan dedikasi anak bangsa dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
“Kegiatan ini juga untuk mengenang jasa dan pengabdian Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo sebagai Kepala LIPI yang pertama dalam membangun ilmu pengetahuan di Indonesia,” jelas Handoko.
”Dengan tema Pengembangan SDM Iptek Unggul di Era Industri 4.0, kegiatan ini merupakan upaya pendidikan publik akan pentingnya peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penyiapan sumber daya manusia untuk mendukung visi Indonesia Maju dari Presiden Joko Widodo,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Handoko menjelaskan, hasil penelitian Prof Terry yang berkaitan dengan fisika partikel dan nuklir telah dicurahkan melalui karya-karyanya.
"Hingga kini, tidak kurang kurang lebih 133 publikasi baik jurnal ilmiah maupun publikasi popular. Beliau juga menjadi pembicara di 62 konferensi ilmiah, baik di tingkat internasional maupun nasional,” ujarnya.
Beberapa penghargaan yang diterima oleh sosok kelahiran Palembang, 3 Maret 1965 ini adalah Penghargaan Habibie Award (2001), Dosen berprestasi III UI (2004), Leading Scientist dari COMSTECH/Organisasi Konferensi Islam (2008), Ganesa
Widya Jasa Adiutama dari ITB (2009), Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa dari Departemen Pendidikan Nasional (2009), Outstanding Southeast Asian Scientists dari SEA-EU-NET (South East Asia – European Union Network) (2009), dan masih banyak penghargaan lainnya.
ADVERTISEMENT
“Dedikasi, kontribusi pemikiran, dan produktifitas publikasi menjadikan Prof. Terry Mart sebagai tokoh pemikir dan ilmuwan berkelas dunia dan dapat menjadi inspirasi bagi dunia penelitian, sivitas peneliti dan akademisi Indonesia untuk secara sungguh-sungguh fokus dalam mengembangkan kepakarannya.,” ujar Handoko.
Selain Prof Terry, LIPI juga memberikan penghargaan terhadap Prof Dr Irwandi Jaswir, pakar bioteknologi di Indonesia.
“Prof. Irwandi merupakan orang Indonesia kedua yang menerima King Faisal International Prize setelah mantan Perdana Menteri Dr. Mohammad Natsir, 40 tahun lalu. Dan pertama kali dalam sejarah, kategori ini dimenangkan oleh ilmuwan dari Indonesia,” terang Handoko.
Penghargaan ini diberikan oleh King Faisal Foundation untuk sosok-sosok orang yang berdedikasi memberikan kontribusi perubahan positif dalam lima bidang yakni Pelayanan Islam, Studi Islam, Bahasa dan Sastra Arab, Sains, dan Kedokteran.
ADVERTISEMENT
Irwandi mendapat penghargaan King Faisal International Prize 2018 lewat kontribusi besar dalam pengembangan Halal Science.
“Risetnya adalah untuk mendeteksi zat-zat haram dan mengembangkan bahan alternatif untuk pengganti bahan yang tidak halal dalam makanan, obat-obatan, kosmetik, hingga produk jasa,” jelas Handoko.
Sepak terjang Prof. Irwandi di Halal Science telah diakui dunia internasional. Terbukti, beliau berhasil meraih 62 penghargaan ilmiah internasional, termasuk Asia Pacific Young Scientist Award 2010 by SCOPUS, Habibie Award bidang Kedokteran dan Bioteknologi 2013.
“Semoga kedua tokoh nasional tersebut dapat menjadi inspirasi dan teladan bagi para peneliti, generasi penerus dan masyarakat Indonesia untuk terus membangun dan memajukan Indonesia melalui ilmu pengetahuan,” tutup Handoko.