LIPI Sebut Infrastruktur Era Jokowi Bawa Perubahan Daerah Perbatasan

16 November 2019 15:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret udara proyek pembangunan jalan Tol Balikpapan-Samarinda yang melintasi wilayah Samboja di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Foto: Faiz Zulfikar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Potret udara proyek pembangunan jalan Tol Balikpapan-Samarinda yang melintasi wilayah Samboja di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Foto: Faiz Zulfikar/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo kerap membanggakan pembangunan infrastruktur yang dilakukannya secara masif di periode pertama pemerintahannya. Infrastruktur kebanggaan Jokowi ini disebut untuk memajukan pemerataan di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Penelitian Kewilayahan LIPI Genewati Wuryandari memiliki pandangan yang sama. Menurutnya, pembangunan infrastruktur yang digenjot Jokowi selama 5 tahun membawa perubahan di daerah perbatasan.
"Kita di pemerintahan Jokowi ini dengan pembangunan masif yang infrastruktur itu kan sebelumnya untuk memudahkan. Persoalan dulu, di perbatasan dulu itu kan sebetulnya masalah logistik, karena kesulitan distribusi karena faktor infrastruktur jalan yang sangat memang susah sekali," kata Genewati di diskusi Polemik di Hotel Ibis, Jakarta, Sabtu (16/11).
Misalnya saja di Pulau Sebatik. Dari penelitian yang dibacanya menyebutkan kini unsur Indonesia di Pulau Sebatik semakin meluas. Hal ini terlihat dari mulai banyaknya produk Indonesia di sana.
"Hasil riset ada korelasi yang cukup signifikan dalam konteks Sebatik dengan perbaikan infrastruktur bahwa sekarang sudah 65 persen, barang-barang itu sudah dari Indonesia. Kalau dulu hampir 90 persen itu barang-barang yang beredar di Sebatik adalah barang Malaysia," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Padahal sebelumnya, warga di sana kerap menggunakan produk Malaysia. Alasannya, produk Malaysia harganya murah dan mudah didapat.
"Distribusi yang susah itu akhirnya apa, kalkulasi ekonomi adalah mencari barang yang terdekat dan paling murah. Seperti juga kayak juga di Sebatik, kalau menggunakan Tarakan ke Sebatik itu kan 4 jam pakai perahu," ujarnya.
"Tapi hanya dari sebelah saja itu bisa mendapatkan barang. Akhirnya bisa dimaklumi banyak sekali barang yang disubsidi pemerintah Malaysia yang masuk wilayah kita seperti gas, gula, minyak," lanjutnya.