Liputan Wartawan kumparan di Lokasi Bencana Sepanjang 2018

16 Januari 2019 14:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerusakan akibat gempa di Lombok. (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kerusakan akibat gempa di Lombok. (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bencana menjadi salah satu topik yang diutamakan dalam pemberitaan kumparan. Untuk itu, pengiriman wartawan ke lapangan selalu diupayakan agar pembaca mendapatkan gambaran yang sesungguhnya dari lokasi.
ADVERTISEMENT
Selain secara mandiri, kumparan juga membuka kerja sama dengan berbagai pihak dalam mengabarkan bencana alam. Hingga akhirnya, kampanye untuk membantu recovery bencana bisa disebarkan dengan cepat.
Pemred kumparan (tengah), bersama Jamal dan Mirsan di Palu (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pemred kumparan (tengah), bersama Jamal dan Mirsan di Palu (Foto: Istimewa)
Sementara itu, konten baik foto maupun video yang viral terkait bencana selalu dicocokkan dengan fakta yang ada di lapangan. Usaha koreksi inilah yang dijaga untuk menangkal hoaks hingga akhirnya pembaca #Percayakumparan.
Berikut jurnalis-jurnalis kumparan yang melaporkan langsung dari lokasi bencana yang menimpa Indonesia selama 2018.
Gunung Agung, Bali Meletus
Gunung Agung di Karangasem, Bali, kembali meletus dua kali pada 15 Juli 2018. Sebelumnya, letusan juga terdeteksi pada 13 Juli 2018 sekitar pukul 14.09 WITA. Letusan sebanyak dua kali terjadi sejak dini hari ini, Minggu (15/7). Status Gunung Agung pun waktu itu dinaikan ke Level III (Siaga).
Gunung Agung kembali meletus sebanyak dua kali pada 04.52 Wita dan 09.05 Wita, Minggu (15/7) pagi ini. (Foto: Dok. PVMBG)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Agung kembali meletus sebanyak dua kali pada 04.52 Wita dan 09.05 Wita, Minggu (15/7) pagi ini. (Foto: Dok. PVMBG)
Jurnalis kumparan regional Bali, Cisilia Agustina Siahaan melaporkan langsung dari lokasi. Ia juga mengabarkan kondisi Bandara Ngurah Rai terkait aktivitas Gunung Agung.
ADVERTISEMENT
Gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat
Lombok, Nusa Tenggara Barat diguncang gempa bumi berkekuatan 6,4 magnitudo pukul 06.47 WITA 29 Juli 2018 lalu.
Sesaat setelah gempa, jurnalis Resya Firmansyah dikirim redaksi kumparan untuk melaporkan kondisi kerusakan, korban, dan proses evakuasi hingga 1 Agustus 2018.
Lalu, bersama dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT), jurnalis Raga Imam juga diterjunkan untuk mengabarkan kondisi pengungsi dan informasi terupdate dari 7 hingga 11 Agustus 2018.
Tidak hanya perkembangan terkini yang dilaporkan jurnalis kumparan, redaksi juga membuat liputan khusus terkait bencana ini. Dwi Herlambang dan Ardhana Pragota didapuk untuk menulis konten ‘Hancurnya Pulau Kami’. Mereka mengumpulkan data dari 21 hingga 24 Agustus 2018.
ADVERTISEMENT
Saat Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke lokasi bencana 18-19 Oktober 2018, Yudhistira Amran Saleh juga melaporkan dari lapangan.
Akibat bencana ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, 564 orang tewas serta setidaknya 1600 luka-luka akibat bencana ini.
Tsunami Palu-Donggala, Sulawesi Tengah
Indonesia kembali dilanda bencana meski Lombok belum pulih sepenuhnya. Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah dihempas gelombang tsunami pada 28 September 2018 lalu. Sebelumnya, gempa berkekuatan 7,4 magnitudo terdeteksi di provinsi tersebut.
Redaksi kumparan mengirimkan empat wartawan untuk meliput bencana ini. Mereka adalah Raga Imam, Moh. Fajri, Soejono Ebenezer, dan Mirsan Simamora. Sementara itu, tanggung jawab pengambilan foto ada di tangan Jamal Ramadhan. Mereka bertugas selama delapan hari dari 2 hingga 8 Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
Untuk gelombang kedua, kumparan kembali mengirimkan empat wartawan dalam rentang waktu yang berbeda-beda. Retno Wulandari bertugas dari 9 hingga 13 Oktober 2018. Nabila Fathiara berada di Palu dua hari, 9-10 Oktober 2018.
Sementara itu, Adhi Daryono berangkat bersama dengan tim Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dari 24 hingga 25 Oktober 2018.
Bangunan rumah hancur akibat gempa bumi di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bangunan rumah hancur akibat gempa bumi di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Lalu, Efira Tamara juga dikirim ke Palu untuk melihat kondisi pengungsi serta kondisi psikologi di beberapa posko. Ia melaporkan selama lima hari dari 27 hingga 31 Oktober 2018 bersama dengan tim Dompet Dhuafa.
Tsunami di Selat Sunda
Di penghujung 2018, wilayah Banten dan Lampung dihempas gelombang tsunami pada 22 Desember lalu. Aktivitas Gunung Anak Krakatau menjadi penyebab terjadinya gelombang tinggi yang menewaskan 437 orang.
ADVERTISEMENT
Saat kejadian berlangsung, Pemimpin Redaksi (Pemred) kumparan, Arifin Asydhad sedang berada di Anyer. Arifin menginap di Hotel Salsa Beach yang tepat berada di pinggir pantai.
Tim redaksi langsung menerima laporan dari Pemred kumparan beberapa detik setelah tsunami terjadi.
Sehari selang kejadian, kumparan langsung mengirimkan Jafrianto (videografer), Helmi Afandi (fotografer), dan Mirsan Simamora (reporter) untuk melaporkan perkembangan bencana tersebut hingga 25 Desember 2018.
Lalu, Rafiq Alkandy, Melisa Lolindu, dan Resnu Dwi Andhika, dikirim ke Banten untuk menggali informasi dan evakuasi dari 24 hingga 26 Desember 2018.
Perahu nelayan rusak usai dihantam gelombang tsunami di Desa Kenali, Rajabasa, Lampung Selatan. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perahu nelayan rusak usai dihantam gelombang tsunami di Desa Kenali, Rajabasa, Lampung Selatan. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Untuk melaporkan dari wilayah Lampung, Nugroho Sejati (fotografer) dan Fadjar Hadi (reporter) diterbangkan ke lokasi dari 24 hingga 26 Desember 2018.
Sementara itu, Ulfa Rahayu, Retno Wulandari, Virginia Listiyani, dan Fachrul Iriwinsyah ditugaskan untuk menulis liputan khusus bencana itu dalam tajuk ‘Senyap Tsunami Selat Sunda’.
ADVERTISEMENT