Lokalisasi Sunan Kuning, Semarang, Kini Sepi Usai Rencana Penutupan

8 September 2019 20:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dinas Sosial Kota Semarang melakukan evaluasi dan pendataan kepada Pekerja Seks Komersial (PSK) di Resosialisasi Argorejo atau Lokalisasi Sunan Kuning, Kamis (15/8). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dinas Sosial Kota Semarang melakukan evaluasi dan pendataan kepada Pekerja Seks Komersial (PSK) di Resosialisasi Argorejo atau Lokalisasi Sunan Kuning, Kamis (15/8). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Pria hidung belang yang datang ke Resosialisasi Argorejo atau Lokalisasi Sunan Kuning Semarang menurun hingga 50 persen. Kondisi ini terjadi sejak wacana penutupan mulai direalisasikan Pemkot Semarang
ADVERTISEMENT
Pembina Resosialisasi Argorejo, Suwandi, mengatakan, tarik ulur kepastian penutupan lokalisasi amat berdampak pada aktivitas perekonomian di Sunan Kuning.
"Semakin sepi. Sejak diberitakan di media massa bahwa Sunan Kuning tutup 15 Agustus, penurunan jumlah tamu sangat drastis. Tamu pada takut datang ke sini, mungkin mereka tahunya sudah tutup," jelas Suwandi saat dihubungi, Minggu (8/9).
Bukannya menolak penutupan, Suwandi sebenarnya mendukung. Hanya saja dia berharap, Pemkot segera mengambil tindakan dan tidak mengulur waktu.
Dinas Sosial Kota Semarang melakukan evaluasi dan pendataan kepada Pekerja Seks Komersial (PSK) di Resosialisasi Argorejo atau Lokalisasi Sunan Kuning, Kamis (15/8). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Di sisi lain, Suwandi mengaku sampai saat ini pihaknya masih belum mendapat kejelasan soal penutupan dan uang ganti rugi untuk para Pekerja Seks Komersil (PSK).
"Jika ingin ditutup ya segera tutup. Kalau belum siap ya ditunda dulu biar warga kami juga nyaman," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ditanya soal rencana alih fungsi menjadi kampung tematik, dia berharap wisata karaoke tetap dihidupkan melalui penataan yang lebih baik.
Jika harus mengajukan izin, pihaknya pun akan mengakomodir perizinan secara kolektif. Ada 179 wisma yang saat ini beroperasi di Sunan Kuning.
Sementara, pemilik karaoke Wisma Maharani, Rohmat mengatakan, usaha karaokenya saat ini masih buka. Namun, setelah penutupan nanti, dia berharap pemerintah bisa melegalkan usaha karaoke.
"Harapannya tetap buka, bisanya karaoke mau bagaimana lagi. Kaitannya itu nanti mau dibuat yang lebih legal kami ikuti acuan Pemkot," kata Rohmat.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto menjelaskan, hingga saat ini Pemkot belum akan melakukan penutupan. Pasalnya, DPRD Kota Semarang periode 2019-2024, belum lama ini dilantik.
ADVERTISEMENT
Alhasil, alat kelengkapan dewan masih dalam proses penyusunan. Sehingga, anggaran dana penutupan masih menunggu alat kelengkapan dewan.
"Anggaran masih menunggu karena posisinya memang dewannya baru dilantik, alat kelengkapan masih disusun. Begitu alat kelengkapan dewan sudah lengkap, akan segera dibahas. Pemberian santunan nanti bisa saja akhir September atau akhir Oktober," katanya.