Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Los Choneros, Sekutu Kartel Sinaloa, Terduga Otak Pembunuhan Capres Ekuador
14 Agustus 2023 16:22 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari El Pais, pembunuhan Villavicencio diyakini berkaitan dengan kartel narkoba. Seminggu sebelum tragedi terjadi, pria berusia 59 tahun itu mengaku telah menerima ancaman pembunuhan terhadap dirinya dan tim kampanyenya.
Ancaman pembunuhan tersebut, menurut Villavicencio, diberi oleh Los Choneros — geng kriminal yang dipimpin oleh Adolfo Marcias alias 'Fito'. Saat ini, Marcias baru saja dipindahkan ke penjara dengan keamanan maksimum di fasilitas penahanan Kota Guayaqil.
"Seorang utusan dari pemimpin geng tersebut telah menghubungi saya dan memperingatkan bahwa jika saya terus menyebutkan Los Choneros, mereka akan menghabisi saya," ungkap Villavicencio.
Beberapa media lokal melaporkan, Fito ternyata murka lantaran Villavicencio menggunakan nama gengnya dalam wawancara media untuk dijadikan contoh kejahatan dan korupsi yang telah mengakar di negara Amerika Selatan ini.
ADVERTISEMENT
Terpisah, sebelum dibunuh Villavicencio sempat mengajukan pengaduan ke Kejaksaan Quito untuk memiliki pengamanan tambahan.
Permintaan ini dikabulkan oleh pemerintah, usai mendapati bahwa Villavicencio memiliki risiko hingga 97 persen untuk dijadikan target pembunuhan.
Nahas bagi Villavicencio, terlepas dari kondisinya yang sudah dikawal ketat aparat keamanan saat penembakan terjadi, peluru masih bisa mengenai kepalanya dan merenggut nyawanya tak lama kemudian.
Lantas, siapa sebenarnya Adolfo 'Fito' Marcias dan geng kriminal Los Choneros yang dijalankannya?
Los Choneros diketahui mulai eksis sejak 1990-an dan berasal dari Kota Chone, Provinsi Manabi, Ekuador. Geng ini didirikan oleh Jorge Busmarck Véliz España alias 'Teniente España', yang memulai karier kriminalnya sebagai pengedar narkoba kelas teri.
ADVERTISEMENT
Selain Teniente España, para pemimpin asli Los Choneros saat ini telah dipenjara, dibunuh, atau masuk dalam daftar orang paling dicari di Ekuador.
Menurut otoritas Ekuador, Los Choneros berperan sebagai cabang bersenjata dari kartel narkoba Kolombia. Penemuan ini juga seolah memperjelas enam tersangka yang telah ditangkap atas pembunuhan Villavicencio — keenam orang itu adalah warga negara Kolombia.
Selain itu, Los Choneros juga diduga menjadi sekutu kartel narkoba terkemuka asal Meksiko, Sinaloa Cartel, di Ekuador. Jaringan narkoba ini memasarkan obat terlarang, terutama ganja dan fentanyl, ke Amerika Serikat dan Meksiko melalui rute maritim.
Los Choneros mendirikan benteng pertahanan mereka di Kota Manta — lokasi strategis perdagangan narkoba, di mana geng tersebut melakukan perampokan, penculikan, pemerasan, dan pembunuhan bayaran.
ADVERTISEMENT
Sosok Adolfo Marcias alias 'Fito'
Pemimpin Los Choneros saat ini, Adolfo Marcias alias 'Fito', sedang menjalani masa hukuman 34 tahun di balik jeruji. Pria asal Manta itu diketahui sudah dipenjara selama 12 tahun.
Dia menghadapi 14 kasus hukuman berat — seperti pembunuhan, perampokan, perdagangan narkoba, kejahatan terorganisir, dan kepemilikan senjata.
Beberapa hari setelah pembunuhan Villavicencio, Presiden Ekuador Guillermo Lasso memerintahkan agar Fito dipindahkan dari penjara dengan keamanan standar, ke penjara dengan keamanan maksimum.
Operasi pemindahan Fito digelar pada dini hari, berlangsung selama hampir delapan jam, dan melibatkan hampir 4.000 tentara serta polisi.
"Dalam operasi tersebut, petugas menyita 3.400 gram ganja, 937 gram kokain, 147 peluru, 195 kembang api, dan barang-barang tak berizin lainnya seperti lemari es, freezer, pendingin ruangan, speaker, peralatan suara, dan telepon genggam," bunyi laporan buletin yang dikeluarkan pemerintah Ekuador.
ADVERTISEMENT
Fito dipindahkan ke penjara berkapasitas 150 orang di kompleks penjara yang sama — di Kota Guayaquil. Ekuador, yang saat ini masih memberlakukan status darurat, berkomitmen untuk memulihkan keamanan dan menjaga keselamatan warga negara dengan populasi 18 juta jiwa tersebut.
"Ekuador akan memulihkan perdamaian dan keamanan. Jika reaksi kekerasan muncul, kami akan bertindak dengan kekuatan penuh," tulis Lasso di platform X.