Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik I Gusti Ayu Bintang Darmawati sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
ADVERTISEMENT
Ketua DPP PDIP Bali Made Urip menyebut adalah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mengusulkan Bintang diangkat jadi menteri.
Bukan tanpa alasan Megawati mengusulkan Bintang jadi Menteri PPPA di Kabinet Indonesia Maju. Bintang merupakan istri eks Menteri Koperasi dan UMKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.
Puspayoga merupakan anak dari Cokorda Bagus Sayoga, tokoh Partai Nasional Indonesia (PNI) Bali yang memiliki kedekatan dengan Presiden Sukarno. Sayoga juga tokoh Puri Agung Satria Denpasar.
"Bintang jadi menteri itu rekomendasi dari Ketum Ibu Mega. Dia (Bintang) memang pegawai negeri, tapi keluarga besar beliau itukan PDIP. Puri (Agung) Satria Denpasar dekat dengan Partai," ujar Urip, Rabu (23/10).
Menurut Urip, PDIP memiliki kedekatan dengan tokoh Puri Agung Satria Denpasar. "Kalau berbicara PDIP di Bali, enggan bisa lepas dari Puri (Agung) Satria karena historisnya kuat. Partai ada di Puri sejak zaman PNI hingga PDIP. Puri adalah faktor sejarah partai, faktor perjuangan partai. Jadi wajar, keluarga Puri dan Puspayoga yang kader PDIP mewakili partai,” kata Urip.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar I Nyoman Subanda mengamini pernyataan Made Urip. Dia mengatakan, Sukarno memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh Puri Agung Satria. Kedekatan ini dimulai dengan kecintaan Sukarno terhadap Pulau Dewata karena ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai berdarah Bali .
Subanda mengatakan lambat laun sebagian keluarga tokoh Puri Agung Satria Denpasar bergabung dengan PNI. Bahkan, saat Orde Baru menggulingkan Sukarno, keluarga Puri tetap menjadi kader yang loyal. Keluarga Puri tetap setia pada keluarga partai berlambang banteng moncong putih itu.
“Ketika zaman Orde Baru ada Golkarisasi itu, Puri (Agung) Satria masih ada yang loyal. Keluarga Puspayoga tetap di PNI hingga menjadi PDIP. Ketika zaman sudah dekat reformasi, ketika Mega mendapat banyak tekanan, intervensi, ada rumah kader dibakar, ada yang mendapat intimidasi keluarga Puspayoga ini tetap setia. Waktu itu, Megawati banyak diperhatikan keluarga ini. Jadi, keterikatan itu sudah ada, konsisten dan bukan hanya soal partai," ujar Subanda.
ADVERTISEMENT
Menurut Subanda, Megawati telah lama memberi atensi kepada keluarga tokoh Puri Agung Satria karena loyalitas. Atensi ini tampak saat PDIP berusaha agar Puspayoga duduk di kursi DPRD Denpasar tahun 1999 dan kemudian menjadi Wali Kota Denpasar tahun 2000-2008 (dua periode), Wakil Gubernur Bali (2008-2013). Bahkan, saat Puspayoga gagal menjadi Gubernur Bali tahun 2014, Megawati mengusulkan kepada Jokowi, agar Puspayoga menjadi Menteri Koperasi dan UMKM.
Subanda menilai, ada beberapa pertimbangan Megawati akhirnya mengusulkan nama Bintang sebagai menteri yang juga sekaligus apresiasi loyalitas Puri Satria.
Pertama, Bali harus mendapat jatah menteri karena kemenangan perolehan suara Jokowi di Bali saat pilpres mencapai 92 persen. Kemudian yang kedua, Puspayoga yang merupakan kader PDIP dan keluarga tokoh Puri Agung Satria tak lagi ingin duduk di kursi pemerintahan.
ADVERTISEMENT
“Pengalaman beliau meski tidak menjabat secara struktural tapi sudah tahu perkembangan organisasi kewanitaan itu, baik di tingkat daerah ataupun pusat, tidak nol amat, untuk pemahaman dan pengalaman dan ukuran perempuan Bali, ya beliau masuk tokoh perempuan yang juga selaras dengan PDIP,” ujar Subanda.