LSI Denny JA: 158 Wilayah di Indonesia Bisa New Normal Mulai 5 Juni

30 Mei 2020 17:41 WIB
comment
13
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memberikan imbauan pendisiplinan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 kepada penumpang KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (28/5). Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memberikan imbauan pendisiplinan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 kepada penumpang KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (28/5). Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
ADVERTISEMENT
LSI Denny JA menyatakan 158 daerah di seluruh Indonesia dapat menerapkan new normal di tengah pandemi COVID-19 mulai Jumat (5/6). Namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.
ADVERTISEMENT
Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman, menjelaskan 3 indikator daerah tersebut dapat menerapkan new normal.
Ketiga indikator itu adalah wilayah zona hijau; daerah yang memasuki tahap akhir PSBB; dan daerah yang berhasil menekan jumlah penularan tanpa PSBB, seperti Bali.
"Kami rekomendasikan ada 158 wilayah dan tetap dengan protokol kesehatan ketat. Pertama, mereka bisa dikatakan zona hijau bahkan tidak ada kasus positif. Ada 124 wilayah, tak ada laporan satu pun warga terpapar virus corona," kata Ikram dalam konferensi pers virtual, Sabtu (30/5).
"[Indikator kedua] 33 wilayah yang punya kasus sudah berlakukan PSBB dan kini penyebaran relatif telah kontrol dan siap masuk tahap new normal. Ketiga, ada yang tak PSBB tapi sukses kaya Provinsi Bali," sambungnya.
Data 158 wilayah yang bisa terapkan new normal berdasarkan LSI Denny JA. Foto: Dok. LSI Denny JA
Data 158 wilayah yang bisa terapkan new normal berdasarkan LSI Denny JA. Foto: Dok. LSI Denny JA
Rekomendasi itu dihasilkan dari survei kualitatif dengan melalui FGD dan interview. Selain itu, LSI juga mengolah data sekunder, yakni data WHO, Worldometer, dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Ikram mengatakan dalam penerapan new normal, sebaiknya penanganan virus corona dimaksimalkan di tingkat RT/RW. Pola ini diyakini dapat dengan baik mengontrol penyebaran virus corona.
"Perubahan paradigma yang sebelumnya dari atas ke bawah, jadi bawah ke atas dengan mengaktifkan dan maksimalkan kelompok terkecil dalam hal ini RT/RW berada depan perlawanan COVID. Mereka gawang dalam melawan penyebaran virus, kontrol," ucapnya.
Petugas kasir melayani konsumen dari balik sekat plastik di AEON Mall, Tangerang, Banten, Jumat (29/5/2020). Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
Dia menyebut new normal harus segera diterapkan agar tak menimbulkan bencana baru karena ambruknya kondisi ekonomi. Namun, selama era new normal, masyarakat diharapkan tetap menjalankan protokol kesehatan.
Terlebih, dia melanjutkan, sejumlah negara di Asia sudah mulai membuka sektor bisnis seperti, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.
"Ekonomi harus tumbuh, Juni normal dijalankan agar tidak timbul the new disaster. Bencananya ambruknya ekonomi karena rantai pemasukan terganggu dan produksi tidak berjalan berkurangnya penghasilan," kata Ikram.
ADVERTISEMENT
"The new normal bukan kehidupan seperti biasa maka harus ada panduan kita biasakan cuci tangan, pakai masker, jaga jarak. Ada diskriminasi kelompok bagi mereka yang berumur, punya penyakit kronis tetap kerja di rumah," tutup dia.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.