LSI: Prabowo Bisa Ajak NasDem, PKB, PPP, Koalisi Akan Sama seperti SBY 2009
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pasangan Prabowo-Gibran masih unggul di real count KPU hingga Minggu (25/2). Selain menang di Pilpres, Prabowo-Gibran juga harus memikirkan dukungan di parlemen.
ADVERTISEMENT
Saat ini, keduanya didukung Gerindra, Golkar, PAN, dan Partai Demokrat di parlemen. Itu belum termasuk partai di luar parlemen seperti PBB, Gelora, Prima, Garuda, dan PSI.
Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, menilai Prabowo akan membuat koalisi besar di parlemen nanti. Saat ini, Koalisi Indonesia Maju hanya punya antara 42%-48% kursi di DPR.
Karena itu, dia butuh mengajak partai lain untuk bergabung. Ada sejumlah partai yang belum punya pengalaman oposisi selama ini. Merekalah yang berpeluang untuk diajak masuk ke KIM.
"Yang masih bisa diajak Prabowo, NasDem, PKB, dan PPP. 3 partai ini belum pernah punya pengalaman oposisi. Sangat besar kemungkinan 3 partai ini bergabung," kata Djayadi dalam konferensi pers, Minggu (25/2).
ADVERTISEMENT
"Kalau bergabung NasDem 9%, PKB katakanlah 10%, PPP mungkin masuk 4%, maka total di sini ada 23% ditambah dengan kursi Prabowo 45%, jadi 68%. termasuk koalisi oversize sama seperti koalisi SBY di periode kedua yang 69%," ujar dia.
Setidaknya ada 3 alasan Prabowo akan mengajak partai lain untuk menguatkan posisinya di parlemen. Pertama, kata Djayadi, Prabowo sudah secara terbuka menyampaikan akan merangkul kawan sebanyak-banyaknya.
Kedua, ada kebutuhan nyata bagi Prabowo untuk menguatkan parlemen. Saat ini, dukungan itu masih dirasa kurang karena masih di bawah 50%.
"Partai partai ini walaupun kalah di Pilpres enggak punya pengalaman di oposisi. Jadi mereka enggak kebayang tuh enggak enaknya jadi oposisi. Dalam konteks itu, bagaimana sikap PDIP dan PKS. Apakah PDIP dan PKS akan bertahan di luar pemerintahan?" tutur Djayadi.
ADVERTISEMENT
"PKS sebetulnya dari segi sejarah tidak punya banyak masalah dengan Prabowo dan Gerindra kan. Mereka sering berkoalisi sebetulnya. Jadi bisa saja PKS diajak Prabowo," tambah dia.
Di sisi lain, PDIP yang punya suara terbesar saat ini punya pengalaman panjang jadi oposisi selama 10 tahun. Tapi, apakah kali ini akan kembali mengambil jalan yang sama?
"Saya kira belum jelas sampai penghitungan di KPU selesai sampai PHPU selesai di MK," ucap dia.