Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.0
Lubang yang Buat Sopir Truk di Jepang Terjebak Semakin Membesar
31 Januari 2025 13:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Lubang akibat jalan runtuh di Jepang semakin meluas. Dikutip dari AFP, luas lubang kini bertambah hingga 40 meter, hampir seluas panjang kolam renang Olimpiade.
ADVERTISEMENT
Pihak berwenang di kota Yashio pada Jumat (31/1) mengungkapkan, meluasnya lubang bisa saja diakibatkan pipa pembuangan limbah yang terkorosi.
Hingga saat ini, sopir truk yang terjebak dalam lubang itu masih belum bisa dievakuasi. Tim penyelamat mulai membangun ramp agar bisa mencapai sopir berusia 74 tahun itu.
“Ini adalah kondisi yang sangat berbahaya,” kata kepala pemadam kebakaran lokal, Tetsuji Sato, kepada wartawan.
“Kami berencana untuk membangun slope (untuk mengakses lubang) dari tempat yang aman supaya kami dapat mengirim peralatan berat,” katanya lagi.
Ia juga mengatakan, air tanah yang bocor di dalam lubang dan lubang itu akan terus runtuh.
Hingga saat ini, tim penyelamat masih belum bisa berkomunikasi dengan sopir truk sejak Selasa (28/1) tengah hari. Tanah dan puing-puing lainnya telah menutupi kabin truknya.
ADVERTISEMENT
Operasi penyelamatan terhambat karena bocornya pipa di dalam lubang itu. Kebocoran ini juga yang membuat diameter lubang terus membesar.
Karena diameter lubang terus membesar, bongkahan aspal besar terkadang jatuh dan membuat tim penyelamat tidak bisa mendekat. Kondisi ini juga berbahaya untuk menempatkan alat berat di sekitar lokasi.
Sekitar 1,2 juta penduduk yang tinggal di wilayah itu diminta untuk mengurangi penggunaan air demi mencegah kebocoran limbah yang membuat operasi penyelamatan semakin sulit.
“Sulit untuk mengurangi penggunaan toilet, tapi kami meminta untuk mengurangi penggunaan air sebisa mungkin,” kata salah satu pejabat.