Luhut Diprediksi Terus Dorong Perpanjangan Jabatan Presiden Meski Banyak Ditolak

30 Maret 2022 15:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan ajak Dubes China untuk Indonesia Lu Kang meninjau proyek KCIC Jakarta-Bandung, Rabu (30/3/2022). Foto: Kemenko Marves
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan ajak Dubes China untuk Indonesia Lu Kang meninjau proyek KCIC Jakarta-Bandung, Rabu (30/3/2022). Foto: Kemenko Marves
ADVERTISEMENT
Kehadiran Menko Marves Luhut Pandjaitan di Silatnas Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (APEDSI) menuai kritik luas. Sebab, di acara tersebut, muncul dorongan agar Jokowi menjabat 3 periode.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Median, Rico Marbun menilai, kehadiran Luhut di acara tersebut makin menegaskan keterkaitannya dalam mendorong perpanjangan masa jabatan presiden.
“Jadi setelah Pak Luhut aktif melontarkan opini tentang penundaan pemilu dapat terbentuk persepsi ya berarti beliau memang bisa dianggap aktif menggulirkan itu. Meski alasan utama mengapa luhut datang hanya Pak Luhut sendiri yang tahu,” kata Rico Marbun, Rabu (30/3).
Rico memprediksi, ke depannya, Luhut bakal terus aktif menggulirkan wacana perpanjangan masa jabatan presiden. Meskipun, wacana perpanjangan masa jabatan presiden sudah ditolak masyarakat luas.
“Tapi dari data survei 65,4 % publik menolak jabatan presiden 3 periode, data menunjukkan hampir 2/3 warga desa menolak. Yang jelas sampai saat ini riilnya mayoritas rakyat menolak penundaan dan 3 periode," kata Rico.
ADVERTISEMENT
Rico Marbun, Direktur Eksekutif Median. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
"Pak Luhut ini kan orang yang tangguh ya. Rasanya sih ini akan jalan terus meski banyak penolakan,” lanjut Rico.
Rico mengkritisi sikap Luhut yang terus bersikeras dengan wacana penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden. Sebab, di tengah kondisi ekonomi yang sulit, pertemuan para pejabat pemerintah desa seharusnya fokus pada aspirasi rakyat mengenai masalah ekonomi.
Apalagi saat ini rakyat tengah kesulitan karena kenaikan harga minyak goreng.
“Mereka (rakyat) merasa berat dengan kenaikan harga bahan pokok seperti minyak goreng. Jadi, ya, mudah-mudahan perwakilan pemerintah desa mendengar aspirasi rakyatnya. Dalam waktu yang bersamaan rakyat menderita karena harga-harga bahan pokok yang tinggi dan himpitan ekonomi. Baiknya sekarang fokus di situ saja,” tutup Rico.
ADVERTISEMENT
====
Reporter: Nova Sinambela