Luhut Jawab BEM UI Minta Big Data Tunda Pemilu Dibuka: Saya Berhak Tak Share

12 April 2022 12:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
Aksi mahasiswa UI kibarkan bendera kuning di hadapan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan.
 Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Aksi mahasiswa UI kibarkan bendera kuning di hadapan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan diadang anggota BEM UI usai bertemu dengan Rektor UI Ari Kuncoro di Balai Sidang UI, Depok. Saat diadang itu, Ketua BEM UI Bayu Satria mempertanyakan klaim Luhut yang memiliki big data soal penundaan Pemilu 2024.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui, Luhut sempat mengeklaim memiliki big data bahwa mayoritas masyarakat mendukung penundaan pemilu. Ia bahkan menyebut data itu nyata dan tak dibuat-buat.
Meski demikian, Luhut tetap enggan mempublikasikan data itu ke publik. Luhut tetap pada pendiriannya ketika Bayu menanyakan keberadaan big data itu.
"Sudah, sudah. Mau kalian apa?" tanya Luhut, Selasa (12/4).
"Tegas menolak penundaan pemilu. Harus ditegaskan oleh pemerintah. Kami baca di media Bapak Luhut menyuruh ketua partai untuk menunda. Buka big data Bapak," jawab Bayu.
Luhut tetap pada pendiriannya untuk tidak mempublikasikan big data tersebut. Ia mengatakan mempunyai hak untuk tidak mempublikasikannya ke publik.
"Dengerin, kan, saya punya hak juga untuk tidak meng-share ke kalian. Enggak ada masalah kenapa mesti ribut? Beda pendapat itu biasa. Kamu harus belajar berdemokrasi ke depan. Kamu sama pacar, istrimu bisa beda pendapat," ujar Luhut.
ADVERTISEMENT
Bayu tetap tidak terima. Menurutnya sebagai pejabat publik, Luhut harus bertanggung jawab atas pernyataannya. Apalagi mengeklaim memiliki data.
"Tapi, Bapak pejabat publik, Pak," ujar Bayu.
"Saya punya anak mahasiswa, jadi jangan emosional, kalian dengerin juga. Jadi kita itu beda pendapat silakan. Kamu nanti nikah beda pendapat sama istri," pungkas Luhut.