Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membantah tudingan melakukan money politic karena memberikan amplop ke Kiai Zubair Muntasor saat berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Cholil, Bangkalan, Madura, pada 30 Maret lalu.
ADVERTISEMENT
Luhut mengatakan, kedatangannya itu hanya sebatas silaturahmi dan tujuan memberikan amplop untuk membantu pengobatan Kiai Zubair Muntasor yang sedang sakit. Namun, Luhut enggan menjelaskan sakit yang tengah diidap Kiai Zubair Muntasor.
"Khusus mengenai kunjungan ke Bangkalan, saya sengaja menjenguk KH Zubair Muntasor yang saya dengar memiliki masalah kesehatan. Tentu hal ini tidak patut saya ceritakan ke publik secara lebih mendetail karena privasi beliau," jelas Luhut dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/4).
"Sebagai tamu yang dijamu dan disambut dengan hangat, saya hanya dapat membalas dengan memberi bisyaroh (tanda terima) sekedarnya untuk membantu pengobatan Beliau. Saya pun lebih dulu diberi oleh-oleh berupa batik dan batu akik. Begitulah tradisi yang kami lakukan untuk menjaga tali silaturahmi," imbuhnya.
Luhut tak menampik adanya ajakan ke Kiai Zubair Muntasor dan para santri untuk datang ke TPS pada 17 April mendatang. "Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 15 menit, saya menitipkan pesan agar jangan sampai ada umat atau santri yang golput pada Pemilu 2019," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Luhut menyesalkan adanya tudingan melakukan money politic dan jual beli suara untuk mencoblos pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi - Ma'ruf Amin. Menurutnya, tudingan itu telah merugikan sosok Kiai Zubair Muntasor.
"Saya menyesalkan adanya pihak-pihak yang mengatakan telah terjadi jual beli suara dalam pertemuan tersebut. Bagi saya, fitnah yang keji itu mencoreng kehormatan terutamanya KH Zubair Muntasor dan pondok pesantren yang diasuhnya," jelasnya.
Luhut pun mengimbau agar para elite politik mengedepankan pikiran jernih ketimbang prasangka buruk dan kecurigaan. "Sebelum bertindak bertanyalah dan berdialoglah dengan hati nurani yang paling dalam untuk melakukan sesuatu yang terbaik."
Pertemuan Luhut dan Kiai Zubair Muntasor terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial. Sebab dalam video itu terlihat Luhut meminta Kiai Zubair Muntasor mengajak para santri mencoblos ke TPS pada 17 April mendatang.
ADVERTISEMENT
Ia juga sempat berbisik ke Kiai Zubair Muntasor untuk mengenakan baju putih saat mencoblos. Pada akhir perbincangan, Luhut terlihat memberikan sebuah amplop putih ke Kiai Zubair Muntasor.
Atas kejadian ini, Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) berencana melaporkan Luhut ke Bawaslu, Jumat (5/4) siang. ACTA menganggap apa yang dilakukan Luhut masuk dalam pelanggaran UU Pemilu dan money politics. Sebab, Luhut berusaha mengarahkan pemilih dengan memberikan imbalan.
"Selain dari money politics, karena maksud dan tujuan tersebut diberikan amplop yang mana itu adalah larangan, ada beberapa pelanggaran dalam UU No 7 tahun 2017. Pasal 283 ayat 2 jelas dilarang memberikan imbalan yang mengarah keberpihakan kepada paslon dengan tujuan untuk memilih, yang mana ini menguntungkan 01," ungkap jubir ACTA, Hanfi Fajri, saat dikonfirmasi, Jumat (5/4).
ADVERTISEMENT