Luhut Ungkap Alasan Jokowi Perpanjang PPKM Darurat hingga 25 Juli

20 Juli 2021 21:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut B. Pandjaitan sebagai Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Foto: Maritim.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut B. Pandjaitan sebagai Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Foto: Maritim.go.id
ADVERTISEMENT
Pemerintah resmi memperpanjang PPKM Darurat hingga 25 Juli, dan akan dilonggarkan pada 26 Juli jika ada penurunan kasus. Keputusan tersebut, bukan tanpa alasan.
ADVERTISEMENT
Menko Marves Luhut B. Pandjaitan mengatakan, saat ini ia melihat tren kasus COVID-19 cenderung mengalami penurunan. Namun hal tersebut tak serta merta membuat pemerintah mengeluarkan keputusan untuk memperlonggar aturan.
"Tadi Presiden menyatakan mengenai kita perpanjang. Kenapa sampai tanggal 25? karena kita usulkan, kita pelajari semua, kita dengerin ya dengan cermat. Kalau kita lihat sekarang tren dari kami sekarang mulai flattening banyak ya, mulai cenderung menurun. Tapi ini fluktuatif ke depannya, enggak bisa serta merta begitu juga. Jadi kita hati-hati sekali melihat itu," ujar Luhut dalam wawancara di Kompas TV, Selasa (20/7).
Ia lalu membagi kondisi pandemi ini ke dalam 4 level. Saat melakukan PPKM Darurat, maka Indonesia disebut berada di level 4.
ADVERTISEMENT
"Tapi nanti mungkin jika semua berjalan baik kan kita sekarang kategorikan itu jadi level 1, level 2, level 3, level 4. Level 4 itu yang sama dengan PPKM Darurat, jadi kita nggak pakai istilah darurat lagi, pake level aja.
"Nah, sekarang di level 4 per hari ini sebenarnya sudah ada yang kita liat masuk level 3. Level 3 itu di bawah level 4. Jadi banyak kemudahan-kemudahan," jelasnya.
Foto udara suasana di titik penyekatan baru di kawasan Gerbang Pemuda, Jakarta Selatan, Jumat (16/7/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Di kesempatan ini Luhut juga mengomentari banyaknya pemberitaan mengenai COVID-19 yang dianggap tidak memberikan nuansa optimisme. Luhut meminta agar semua informasi yang disampaikan ke masyarakat haruslah menimbulkan efek positif.
"Kalau saya boleh usul, eloknya pembukaan jangan terus provokatif, negatif, enggak elok. Itu nuansa pemberitaan kalian seperti negeri kita sudah mau gimana, enggak bisa gitu juga. Ini titip dari saya, karena perlu kita buat optimisme, bukan pesimisme," ujar Luhut.
ADVERTISEMENT
"Yang dengarkan ini enggak semuanya intelektual, kan banyak juga yang lain. Jadi apa yang Anda sajikan tadi hemat saya membuat kita jadi banyak orang pesimis, padahal enggak gitu," lanjutnya.