Lukashenko Siap Bahas Opsi Transit Pengiriman Gandum Ukraina lewat Belarusia

3 Juni 2022 19:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. Foto: Sergei Gapon / Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. Foto: Sergei Gapon / Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko pada Jumat (3/6/2022) mengatakan siap untuk membahas kemungkinan transit gandum Ukraina di Belarusia dengan sejumlah kompromi.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, ekspor Ukraina melalui Belarusia telah menjadi salah satu opsi dalam diskusi luas yang dipimpin oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Sekarang semua orang mencari logistik. Oke, kita bisa bicara. Kami tidak keberatan: bawa melalui Belarusia, tetapi harus ada kompromi," kata Lukashenko, dikutip dari Reuters.
Opsi transit di Belarusia muncul lantaran Ukraina tidak dapat menggunakan pelabuhan Laut Hitamnya. Hambatan itu datang sejak Rusia mengirim ribuan tentaranya ke Ukraina pada 24 Februari lalu.
Hingga saat ini, Lukashenko belum merinci apa yang dia sebut sebagai kompromi.

Krisis Pangan Global

Krisis pangan global telah terjadi sejak pandemi COVID-19. Invasi Rusia ke Ukraina juga dinilai semakin memperburuk krisis.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, Belarusia merupakan negara produsen kalium global utama. Namun, negara itu sedang terkena sanksi Barat sejak 2021-2022. Sanksi tersebut telah mengganggu ekspor pupuknya melalui pelabuhan Laut Baltik.
Tak hanya itu, sanksi keuangan Barat yang dijatuhkan kepada Moskow atas invasinya, juga telah memukul eksportir pupuk Rusia.
Dengan demikian pasokan pupuk global baik dari Belarusia dan Rusia mengalami hambatan besar.
Puluhan warga mengantre membeli makanan di Artemisa, Kuba. Foto: Alexandre Meneghini/Reuters
"Masalahnya disebabkan oleh kebijakan yang dilakukan Barat dan negara-negara kaya, terutama Amerika Serikat, hari ini," kata Lukashenko seperti dikutip oleh Kantor Berita Belarusia, Belta.
"Masalah itu perlu dipecahkan," tegas dia.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres awal pekan ini memperingatkan, setiap kesepakatan untuk membuka blokir pengiriman komoditas dari kawasan itu masih terlampau jauh. Dia mengatakan, dengan saling terkaitnya semua sektor membuat negosiasi menjadi sangat rumit.
ADVERTISEMENT
Penulis: Sekar Ayu.