Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Lukman Hakim soal Dirty Vote: Bayangkan, Romo Magnis Sampai Turun Gunung
13 Februari 2024 17:21 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Eks Menteri Agama Lukman Hakim diminta tanggapan terkait film dokumenter Dirty Vote. Film in menjelaskan seputar dugaan kecurangan Pemilu 2024.
ADVERTISEMENT
Lukman mengatakan, apa yang ditampilkan dalam film itu sudah menggerakkan banyak warga untuk mengawal demokrasi agar Pemilu 2024 berjalan dengan jurdil.
Ia menyebut, jauh sebelum film itu tayang pada Minggu (11/2), seluruh informasi yang ada di dalam film ini sudah lebih dulu diketahuinya.
"Kami dengar, lihat, terima, itulah kenapa orang seperti Romo Magnis yang segarusnya beliau tidak harus turun gunung menghadapi persoalan kepemiluan ini," ucap Lukman di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Selasa (13/2).
Pernyataan Lukman disampaikan di sela konferensi pers Bawaslu tentang konsolidasi pemantau untuk hari pemungutan suara Pemilu 2024 di Hotel Aryaduta, Jakarta, pada Selasa (13/2). Turut hadir dalam acara itu filsuf Franz Magnis-Suseno dan eks komisioner KPK Laode Syarif.
Ia menyebut, dirinya bersama tokoh bangsa lain terpanggil nuraninya dan mengajak rakyat menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani.
ADVERTISEMENT
"Penegasannya seperti yang selalu kita serukan, dan saya ingin menambahkan, mulai saat ini sampai ke depan, mari kita semua bangsa Indonesia selain mengerahkan daya upaya untuk mencegah terjadinya praktik kecurangan," ucap dia.
"Kita perlu berdoa mudah-mudahan Tuhan membantu kita, agar siapa pun yang memiliki niat dan tindakan yang bertentangan dengan aturan dan ketentuan peraturan perundang-undanganan, itu segera dicegah dan dibatalkan, sehingga lalu demikian Pemilu itu bermartabat," tutur dia.
Sekilas Dirty Vote
'Dirty Vote' adalah film yang memaparkan sejumlah dugaan kecurangan dalam proses Pemilu 2024 lewat pembacaan dan analisis tiga orang pakar hukum tata negara. Kajian mereka didasarkan pada kebijakan-kebijakan atau laku pejabat negara dan politisi jelang pemilu.
Film itu dipandu oleh 3 ahli hukum tata negara yakni Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari. Sutradaranya adalah Dandhy Laksono, filmmaker yang telah lama berkecimpung di dunia jurnalistik.
ADVERTISEMENT
"Saya mau terlibat dalam film ini karena banyak orang yang akan makin paham bahwa memang telah terjadi kecurangan yang luar biasa sehingga pemilu ini tidak bisa dianggap baik-baik saja," kata Bivitri dalam video teaser.
Film ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan dan telah mendapat lebih 14 juta views dalam waktu 2 hari saja.