Luluk Selamati Khofifah, Tapi Tetap Soroti Money Politics di Pilgub Jatim

13 Desember 2024 13:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPP PKB Luluk Nur Hamidah di Konferensi Besar Fatayat.  Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPP PKB Luluk Nur Hamidah di Konferensi Besar Fatayat. Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1 Luluk Nur Hamidah menyelamati rivalnya, pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak usai ditetapkan memenangkan Pilkada Jatim oleh KPU.
ADVERTISEMENT
“Hasilnya juga semuanya sudah tahu yaitu Ibu Khofifah dan tentu saya juga mengucapkan selamat kepada Ibu Khofifah dan juga Pak Emil,” kata Khofifah saat ditemui di Konferensi Besar Fatayat NU di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (13/12).
Namun sebagai salah satu kontestan yang berjuang bersama, Khofifah tetap menyoroti pelaksanaan Pilkada Jawa Timur yang menurutnya masih diwarnai oleh pelanggaran yang terstruktur sistematis dan masif (TSM).
“Tetapi memang saya secara pribadi sebagai kontestan yang ikut secara langsung pemilihan Gubernur 2024 memberikan beberapa catatan kritis yang terkait dengan penyelenggaraan Pilgub kemarin,” kata Ketua DPP PKB itu,
“Yang pertama bahwa masih terjadinya ya praktik-praktik money politik yang sangat masif dan cenderung agak TSM gitu, karena melibatkan berbagai aktor dan itu terjadi hampir merata di seluruh Kabupaten,” lanjutnya.
Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah dan suaminya usai mencoblos di TPS 3 di SDN Brodot I, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang, Rabu (27/11/2024). Foto: dok. Tim media Luluk-Lukman
Bahkan, Luluk mengatakan bahwa operasi TSM ini melibatkan petugas hingga perangkat desa.
ADVERTISEMENT
“Ada yang menggunakan ya unsur-unsur mobilisasi petugas untuk sebagai agency yang melakukan money politik ini, seperti para perangkat desa misalnya gitu,” katanya.
Mantan anggota badan legislasi DPR RI periode 2019-2024 itu pun mendorong agar dilakukan revisi sistem pemilu agar lebih produktif di masa yang akan datang.
“Ini yang memang harus kita lawan bersama dan harus mencari pemikiran sistem politik, kemudian juga sistem pemilu yang kira-kira bisa jauh lebih berkualitas di masa-masa yang akan datang,” tuturnya.