Mabes Polri: Penyidikan Kerusuhan 21-22 Mei Hampir 90 Persen

2 Juli 2019 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo memberikan keterangan kepada wartawan terkait kasus penanganan teroris Kalimantan Tengah di Mabes polri, Jakarta, Selasa (25/6). Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo memberikan keterangan kepada wartawan terkait kasus penanganan teroris Kalimantan Tengah di Mabes polri, Jakarta, Selasa (25/6). Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
ADVERTISEMENT
Penyidik Polri hampir merampungkan investigasi kerusuhan yang terjadi pada 21 dan 22 Mei di Jakarta. Mereka menyatakan, 90 persen penyidikan hampir selesai.
ADVERTISEMENT
“Dari tim investigasi gabungan bisa dikatakan hampir 90 persen penanganannya sudah cukup komprehensif. Namun demikian, saya juga masih menunggu update, secara lengkapnya nanti akan disampaikan bersama dengan Komnas HAM, dengan Kompolnas, dan dengan ORI (Ombudsman Republik Indonesia),” kata Karopenmas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jaksel, Selasa (2/6).
“Kalau dari Mabes Polri sudah siap, tergantung nanti dari Komnas HAM, kemudian ORI, Kompolnas. Karena mereka bertiga ini memiliki standar operasional tersendiri,” sambungnya.
Nantinya, polisi akan merilis hasil temuan bersama dengan 3 lembaga tersebut karena data-data yang terkumpul telah diekspos bersama. Dalam kasus ini, polisi juga telah membentuk tim untuk menginvestigasi di bawah pimpinan Irwasum Polri.
ADVERTISEMENT
“Ya, para pimpinan sudah sepakat karena komunikasi itu sudah sekian lama dan hasil investigasi yang dipimpin Irwasum langsung itu sudah diekspos di Kompolnas, diekspos di ORI, dan diekspos dua kali di Komnas HAM,” ucap Dedi.
Dalam perilisan nanti, polisi hanya akan menerangkan teknis di lapangan saat hari-H kerusuhan.
Namun, polisi belum menemukan otak atau aktor intelektual di balik kerusuhan yang menewaskan 9 orang tersebut.
“Mengenai soal itu (aktor intelektual) saya belum tahu kendalanya belum tahu ya, pada tataran layer pelaksanaan di lapangan dan pembuktian-pembuktian di lapangan dulu. Kalau sampai yang tinggi-tinggi (aktor intelektual), belum tahu,” kata Dedi.