Macron Akan Bertemu Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa yang Tumbangkan Assad

6 Mei 2025 12:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa di istana kerajaan, Riyadh, Arab Saudi, Minggu (2/2/2025). Foto: Kementerian Media Saudi/via AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa di istana kerajaan, Riyadh, Arab Saudi, Minggu (2/2/2025). Foto: Kementerian Media Saudi/via AP Photo
ADVERTISEMENT
Presiden Prancis Emmanuel Macron akan menerima kunjungan Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa pada Rabu (7/5) mendatang. Prancis adalah negara tujuan bagi lawatan Eropa pertama al-Sharaa setelah berkuasa di Suriah.
ADVERTISEMENT
Eks pemberontak yang pernah terkait dengan al-Qaeda ini berkuasa di Suriah pada Desember 2024 lalu. al-Sharaa bersama kelompok Islam memimpin Suriah setelah menumbangkan Presiden Bashar al-Assad.
Assad memerintah Suriah selama dua dekade lamanya. Sepanjang itu pula Assad berkuasa lewat tangan besi dan memicu perang saudara di Suriah. Laporan PBB, perang saudara di Suriah menewaskan ratusan ribu jiwa.
Adapun keterangan mengenai lawatan al-Sharaa disampaikan pihak Kepresidenan Prancis kepada kantor berita AFP. Saat pertemuan nanti, Macron akan memastikan dukungan Prancis terhadap kedaulatan Suriah.
Presiden Prancis Emmanuel Macron. Foto: Gonzalo Fuentes/REUTERS
Macron juga akan meminta pemerintahan baru Suriah menghormati demokrasi dan semua aspek dan lapisan masyarakat di negara tersebut.
“Pertemuan ini merupakan bagian dari komitmen bersejarah Prancis kepada rakyat Suriah yang mendambakan perdamaian dan demokrasi," kata Istana Kepresidenan Prancis.
ADVERTISEMENT
Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa di Damaskus menerima delegasi perempuan Suriah yang menetap di Amerika Serikat, 27/1/2025. Foto: X/@G_CSyria
Pancis dan Suriah memang memiliki kaitan sejarah. Setelah Perang Dunia I dan runtuhnya Kekaisaran Ottoman, wilayah Suriah berada di bawah Mandat Prancis dari tahun 1923 hingga 1946.
Istana Kepresidenan Prancis menambahkan, pertemuan mereka akan pula dipakai Macron demi meminta Pemerintah Suriah untuk ikut serta dalam menjaga stabilisasi kawasan dan perang melawan terorisme.
Macron pertama kali mengumumkan mengundang al-Sharaa ke Prancis pada Februari 2025. Permintaan itu kembali disampaikan pada Maret 2025 asalkan Suriah sudah membentuk pemerintahan inklusif.
Pemimpin tertinggi Iran, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, kanan, berbicara dengan Presiden Suriah Bashar Assad dalam sebuah pertemuan di Teheran, Iran, Kamis, 30 Mei 2024. Foto: Office of the Iranian Supreme Leader via AP, File
Kendati Suriah kini lebih Islami, al-Sharaa berjanji akan menjalankan pemerintahan lebih inklusif. Suriah terdiri dari berbagai agama dan etnis.
Al-Sharaa bahkan menegaskan siap melindungi semua kelompok agama. Sejumlah negara sampai sekarang terus memonitor kehidupan beragama di Suriah di bawah pemerintahan al-Sharaa.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, sejak Maret 2025 lalu konflik sektarian pecah di Suriah. Sebanyak 1.700 orang, mayoritas pengikut Alawi — yang juga dianut keluarga Assad — kehilangan nyawa. Pembantaian kelompok Alawi mengundang kecaman komunitas internasional.